Jakarta (Antara Bali) - Presiden Joko Widodo makan siang bersama dengan sekitar 50 pemilik penggilingan padi, pedagang dan pengusaha beras di Istana Negara, Senin.
Dalam acara makan Senin siang, juga hadir beberapa menteri Kabinet Kerja, yakni Menteri Perdagangan Thomas Lembong, Menteri Pertanian Amran Sulaiman, Kepala Staf Kepresidenan Teten Masduki, Dirut Bulog Djarot Kusumayakti.
Presiden dalam kesempatan ini meminta para pengusaha dan pedagang beras tidak mempermainkan harga untuk mengambil untung besar sehingga memberatkan masyarakat.
"Saya ingin petaninya untung, penggilingan pada juga untung, pedagang beras untung, pengusaha untung. Masyarakat juga diuntungkan. Semua harus pada posisi ini, tidak hanya diuntungkan satu, yang satu dirugikan," kata Presiden dalam pidato penyambutan.
Dia juga menegaskan bahwa dirinya selalu mengontrol harga beras harian karena dirinya akan langsung melakukan tindakan jika terjadi lonjakan harga. Presiden juga mengingatkan pedagang tidak memainkan harga karena sebagai mantan pengusaha dirinya tahu betul permainan para spekulator.
"Saya juga mantan pengusaha, ngertilah 'cara mainnya' seperti apa, dan melakukan apa. Saya dengan (pedagang) di Cipinang (Jakarta) kenal semua, artinya sudah terbuka. Jangan saling merugikan," pesan Presiden.
Jokowi mengingatkan Indonesia dapat menjadi swasembada pangan, sehingga harus didukung oleh semua pihak, yakni petani, pengusaha pengilingan, pedagang dan pengusaha beras. "Sudah sampaikan kepada petani tugasnya adalah berproduksi terus. Bulog harus membeli semuanya. Tidak ada alasan gudangnya penuh," katanya.
Presiden juga menyinggung saat ini Bulog tidak memiliki cadangan pangan karena masalah gudang yang dimiliki tidak bisa menampung seluruh hasil pertanian. Presiden meminta Bulog memiliki cadangan yang cukup untuk mengatasi kelangkaan pangan di Indonesia, seperti negara lainnya. (WDY)
Presiden Makan Bersama Pedagang Beras Di Istana
Senin, 28 September 2015 17:02 WIB