Singaraja (Antara Bali) - Kalangan petani semangka di Desa Kalibukbuk, Kabupaten Buleleng, Bali terkendala pemasaran menyebabkan banyak buah membusuk di musim panen.
"Kalau sedang masa puncak panen, kami tidak dapat memasarkan secara maksimal karena terkendala mobil pengangkut," kata Made Artama, salah seorang petani di desa setempat, Jumat.
Ia menjelaskan, pihaknya selama ini memasarkan semangka hanya terbatas di wilayah Kabupaten Buleleng dan sekitarnya, seperti dibawa ke pasar dan beberapa kalangan pedangan kecil di pinggir jalan.
"Hanya beberapa saja yang dipasarkan di wilayah Denpasar oleh pengepul langganan, tetapi jumlahnya terbatas dari jumlah panen masa puncak seperti sekarang ini," katanya.
Made Artama memaparkan, dari hasil panen yang mencapai 600 kilogram, sekitar 15-20 persen mengalami kebusukan, terutama ketika masa panen puncak.
"Hasil panen sebanyak itu didapatkan dari hasil menamam bibit semangka didapat dari daerah Tabanan, menghabiskan masa tanam selama 60 hari atau paling cepat 50 hari," kata dia.
Ia berharap pemerintah daerah dan pihak swasta membantu memasarkan buah semangka sehingga dapat menekan kerugian.
"Kami berharap pemerintah daerah dapat membantu mencarikan pihak swasta sebagai pembeli, apalagi, di daerah ini banyak hotel dan vila, kami harapkan dapat membeli buah semangka langsung kepada petani," kata dia. (WDY)