Negara (Antara Bali) - Pengusaha kapal yang beroperasi di Selat Bali, diminta membantu abrasi yang mengancam keberadaan Pura Segara di dekat Pelabuhan Gilimanuk, Kabupaten Jembrana.
Hal itu disampaikan Ketua DPRD Jembrana Ketut Sugiasa, saat memantau abrasi di pura tersebut, bersama Nyoman Renteb, anggotanya, Camat Melaya Putu Eka Suarnama, Lurah Gilimanuk Gede Ngurah Widiada dan Bendesa atau Ketua Ada Gilimanuk Ketut Galung, Selasa.
"Abrasi serta rusaknya senderan yang melindungi pura ini dari ombak, akibat kapal yang setiap hari mondar-mandir dan berlabuh di Pelabuhan Gilimanuk. Pengusaha kapal harus ikut bertanggungjawab menangani masalah ini," katanya.
Ia mengatakan, jika abrasi di sekitar pura tersebut disebabkan alam, pihaknya sudah minta bantuan ke pemerintah pusat, tapi karena disebabkan kapal yang sandar, ia minta pengusaha kapal serta PT ASDP Indonesia Ferry untuk memperbaikinya.
Politisi dari PDI P ini mengaku, sudah empat kali datang ke lokasi, namun abrasi dan rusaknya senderan belum ditangani, justru semakin parah.
"Kami beri waktu satu bulan kepada pengusaha kapal dan PT ASDP Indonesia Ferry untuk memperbaiki, kalau tidak ada, kami akan kerahkan ribuan warga untuk unjuk rasa ke pelabuhan. Tolong lebih peduli terhadap alam, jangan hanya mencari untung saja disini," ujarnya.
Menurutnya, bagi pengusaha kapal, sebenarnya biaya penanganan abrasi tidak memberatkan mereka, karena dengan 48 kapal yang beroperasi di Selat Bali, jika masing-masing mengirimkan 10 truk batu amor atau batu besar, sudah cukup untuk mengamankan Pura Segara dari abrasi.
Selain soal abrasi, ia juga keberatan, limbah dari tali kapal dibuang di senderan, karena membuat areal pura menjadi kumuh.
Ia juga tidak setuju, jika pengusaha kapal yang tergabung dalam Gabungan Pengusaha Angkutan Sungai, Danau dan Penyeberangan (Gapasdap), minta desa adat terlebih dahulu mengajukan proposal kepada mereka untuk menangani abrasi.
"Buat apa bendesa adat suruh buat proposal? Bendesa itu tugasnya mengawasi dan memperbaiki pura. Kalau soal abrasi ini, menjadi tanggungjawab pengusaha kapal, jadi tidak perlu proposal lagi," katanya.
Made Jana S, pegawai PT ASDP Indonesia Ferry Pelabuhan Gilimanuk yang mengikuti rombongan Sugiasa berjanji, akan menyampaikan kepada Wahyudi Susianto, selaku Manajer Operasional PT ASDP Indonesia Ferry Gilimanuk, yang sedang berada di Ketapang, Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur.
Informasi yang dihimpun menyebutkan, tahun 2012, PT ASDP Indonesia Ferry beserta Gapasdap pernah memperbaiki tembok pagar Pura Segara yang rusak karena abrasi.(GBI)
Pengusaha Kapal Selat Bali Diminta Bantu Abrasi
Selasa, 22 September 2015 17:46 WIB