Denpasar (Antara Bali) - Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Bali mencatat realisasi ekspor sepatu dan sandal jenis antik (alas kaki) buatan perajin setempat menghasilkan devisa satu juta dolar AS selama Januari-Juni 2015 atas pengapalan 222 ribu pcs.
Hasil perdagangan tersebut melorot sekitar 22 persen jika dibandingkan periode yang sama 2014 yang mencapai 1,3 juta dolar atas pengapalan 170 ribu pcs, kata Kepala Bidang Perdagangan Luar Negeri, Disperindag Bali, Made Suastika di Denpasar Senin.
Perolehan devisa dari aneka barang hasil industri kecil Bali seperti tas, ikan dalam kemasan kaleng dan komponen rumah jadi juga mengalami hal serupa, akibat pertumbuhan ekonomi global yang belum menggembirakan terutama di negara konsumen.
Ia megakui aneka barang kerajinan dan nonmigas Bali sebagian besar memasuki pasar Amerika Serikat, Jepang, Eropa dan negara Asia lainnya yang saat ini masih dilanda resesi ekonomi sehingga ekspor daerah itu secara keseluruhan berkurang.
Ni Wayan Puspaningsih, seorang pengusaha dan eksportir aneka barang kerajinan di Gianyar menyebutkan, perolehan devisa tersebut belum termasuk yang dibeli langsung oleh turis asing yang datang berlibur sebagai barang bawaan yang jumlahnya cukup banyak.
Ia menyebutkan, sektor pariwisata dinilai sangat besar andilnya dalam mendorong laju perdagangan aneka kerajinan ke luar negeri, termasuk alas kaki jenis sepatu kain yang dipasangi manik-manik yang banyak diproduksi kaum wanita tersebut.
Wisatawan mancenagara (Wisman) putri yang berlibur ke Bali banyak yang menyenangi dan membeli sepatu maupun sandal antik buatan masyarakat Bali, baik dipakai sendiri maupun sebagai cindramata yang akan diberikan kepada temannya saat tiba di negaranya.
"Ekspor kami masih lumayan baik, terutama perdagangan garmen dan hasil kerajinan lainnya dari berbagai jenis barang antik masih bagus kecuali sepatu dan sandal masih berfluktuasi mengingat kondisi ekonomi masyarakat internasional," kata wanita pengusaha itu.
Pasar memang menginginkan mata dagangan yang aneh-aneh, kata dia lagi sambil memperlihatkan sejumlah contoh sandal yang dibuat dari kain dan daun lontar yang dibuat warna warni yang mencolok untuk memenuhi pesanan dari Italia.
Tidak saja orang asing yang sedang berlibur di Pulau Dewata memburu dompet atau sepatu jenis antik ke toko-toko seni di Bali, tetapi juga wisatawan dalam negeri terutama para remaja putri dari Jakarta, menyenangi barang seperti itu, katanya. (WDY)