Tabanan (Antara Bali) - Kalangan petani sayuran di Desa Batunya, Kabupaten Tabanan, Bali mengharapkan pemerintah daerah setempat membantu mengatasi penyakit "kaki gajah" yang menyerang hampir sebagian besar tanaman sayur di daerah itu.
"Penyakit menyerang tanaman sawi, kubis, dan beberapa yang lainnya mengakibat omzet menurun sekitar 50 persen lebih, kata Ketut Rintab, salah seorang petani sawi di desa setempat, Rabu.
Ia menjelaskan, dalam keadaan normal, sayuran sebagai contoh tanaman sawi dapat dipanen selama dua bulan, dan mendapatkan keuntungan sekitar Rp2 juta tetapi jika tanaman terjangkit kaki gajah omzet hanya berkisar antara Rp1 juta sampai Rp1,5 juta saja.
"Perhitungan omzet demikian memakai perbandingan dengan area tanam sekitar tiga are," kata dia seraya menambahkan berapa pun luas lahan tanaman pasti dijangkiti jenis penyakit itu.
Rintab mengatakan, penyakit kaki gajah merupakan jenis penyakit menjangkiti tanaman sayuran menyebabkan bagian batang di atas akar menjadi busuk sehingga tanaman cepat mati.
Dikatakan, penyakit tersebut menyerang tanaman sayuran berusia antara 20 sampai 30 hari. "Pada awal menanam tidak ada gejala, baru diketahui kena penyakit di usia tanaman lebih dari 20 hari," kata dia.
Pihaknya mencontohkan pada tanamam sawi, penyakit kaki gajah menyerang tanaman sawi ketika tanaman sudah memiliki batang dan akar cukup kuat.
"Ciri-ciri tanaman terkena penyakit kaki gajah bisa diamati dari bagian daun dan batangnya membusuk, selanjutnya beberapa bagian lain mengering," kata dia.
Lebih lanjut, ia menambahkan, pihaknya sempat meminta bantuan dari penyuluh pertanian yang rutin berkunjung ke desa setempat namun tidak pernah ditindaklanjuti sampai saat ini.
"Beberapa orang penyuluh sempat berkunjung dan mengecek tanaman terjangkit kaki gajah, namun, hanya dilihat saja, buktinya sampai sekarang belum diberikan solusi penanganan pasti," kata dia.(APP)
Petani Batunya Harapkan Bantuan Atasi "kaki Gajah"
Rabu, 26 Agustus 2015 14:43 WIB