Karangasem (ANTARA) - Badan Pertanahan Nasional (BPN) Kabupaten Karangasem, Bali, melakukan pendampingan kewirausahaan dan pembuatan pupuk organik ramah lingkungan kepada para petani di Subak Uma Aya Desa Talibeng, Kabupaten Karangasem.
Kepala Seksi Penataan dan Pemberdayaan Kantor Pertanahan Karangasem I Gusti Ngurah Agung Sayoga Raditya, dalam keterangan tertulisnya di Denpasar, Kamis mengatakan masalah pupuk di kalangan petani cukup klasik.
"Petani masih kekurangan pupuk dan memang pada akhirnya harus ada alternatif bagi kelompok tani untuk bisa mengupayakan pupuknya sendiri, salah satunya dengan membuat pupuk organik bokashi memanfaatkan kotoran ternak dan limbah pertanian," ujarnya
Menurut Agung Sayoga, hal ini sejalan dengan target di Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi Bali yang menggalakkan pertanian organik menuju Bali Pulau Organik.
Ia berharap, dengan terselenggaranya kegiatan yang telah dilaksanakan pada Selasa (3/9) itu diharapkan petani bisa lebih mandiri untuk menyediakan apa yang mereka butuhkan, khususnya terkait dengan pupuk organik.
Dalam kesempatan tersebut juga diserahkan produk hayati Effective Microorganisme 4 (EM4) sebanyak 225 liter kepada kelompok Subak Uma Aya Talibeng sebagai bioaktivator untuk pembuatan pupuk bokashi dalam membudidayakan tanaman padi maupun tanaman hortikultura.
Dengan dilakukannya pelatihan pembuatan pupuk organik bokashi padat, diharapkan petani yang selama ini membuang atau membakar jerami pasca panen padi tidak lagi dilakukan, karena jerami sangat bermanfaat sebagai pupuk organik yang berkualitas.
Dalam penerapannya, sebelum sawah dibajak, jerami sisa panen dan rerumputan yang telah dipotong diratakan di atas tanah lalu disiram dengan EM4 aktif dan diamkan selama satu minggu hingga hancur. Selanjutnya baru sawah dibajak menggunakan traktor setelah itu ditabur pupuk bokashi.
"Sebagian besar petani sudah mengenal produk EM4, mereka bilang kalau ini produk yang digunakan untuk dekomposer membuat pupuk organik," kata Agung Sayoga.
Dengan kegiatan ini diharapkan petani tidak lagi memiliki masalah terkait kekurangan pupuk yang selama ini menjadi masalah klasik sebagian besar petani.
Ia menambahkan, BPN Karangasem setiap tahun mempunyai program pemberdayaan tanah masyarakat, sudah banyak kelompok tani yang didampingi seperti pendampingan ke kelompok petani alpukat dan pendampingan kelompok ternak sapi.
Ia berharap kepada PT Songgolangit Persada selaku produsen dan pemasaran produk EM4 pertanian, peternakan, perikanan dan pengolahan limbah bisa bersinergi dengan BPN dan bukan hanya di Karangasem, namun di Provinsi Bali.
"Karena kami banyak kegiatan pendampingan jadi kolaborasi dengan lintas sektor tersebut sangat penting sekali apalagi di kemudian hari bisa menggandeng pihak dari SLP untuk menjadi narasumber bisa berbagi informasi terkait penggunaan teknologi EM ke masyarakat," ujarnya.
Sementara itu, I Made Oka Parwata selaku Penyuluh Pertanian Ahli Utama Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi Bali menyatakan mendukung dan menyambut baik program yang dilakukan oleh Badan Pertanahan Nasional (BPN) Kabupaten Karangasem.
Ia menekankan kepada petani di Subak Uma Aya Desa Talibeng menggunakan produk EM4 yang diproduksi PT Songgolangit Persada (SLP) sebagai bioaktivator pembuatan pupuk organik padat maupun cair.
"Pembuatan pupuk organik berbahan kotoran hewan dan jerami baik secara aerob dan anaerob menggunakan EM4 hasil fermentasinya berlangsung lebih cepat," ujarnya pada petani.
Menurutnya, menggerakkan petani untuk bertani secara organik di Subak Uma AyaTalibeng sudah sangat tepat, karena saat ini Desa Talibeng yang memiliki pemandangan indah sudah menjadi destinasi objek wisata dan sudah berdiri banyak vila sehingga harus dipertahankan keasriannya.
"Jangan sampai banyak ada kunjungan wisatawan yang melihat pertanian, namun justru petani ada yang melakukan penyemprotan tanaman menggunakan pupuk Kimia," kata Oka Parwata.