Denpasar (Antara Bali) - Realisasi perdagangan impor khusus batu permata, mutiara, logam mulia dan perhiasan imitasi lainnya ke Bali setiap bulannya meningkat hingga seluruhnya mencapai 3,9 juta dolar AS selama lima bulan periode Januari-Mei 2015.
Kepala Perwakilan Bank Indonesia (BI) Provinsi Bali Dewi Setyowati, dalam laporan kajian ekonomi regional Bali di Denpasar Rabu, menyebutkan, impor berbagai jenis permata itu, sejalan dengan perkembangan ekonomi daerah ini.
Pemasukan salah satu komponen perhiasan yang dipadukan dengan perak dan emas sangat diperlukan sebagai bahan baku aksesori, kemudian setelah diolah kemudian diekspor kembali sesuai permintaan pasar.
Ia menjelaskan, krisis ekonomi dunia melanda sejumlah negara maju, tampaknya belum menyurutkan impor berbagai jenis logam mulia, yang jumlahnya hampir disesuaikan dengan keperluan yang ada.
Pengusaha Bali memerlukan mutiara, batu permata dan logam mulia dari luar negeri untuk memenuhi permintaan pasar mancanegara. "Kami mengimpor permata untuk diekspor kembali," tutur Made Muliarta, seorang pengusaha di Gianyar.
Permata yang dibeli oleh pengusaha di Bali umumnya didatangkan dari Asia seperti asal Thailand, bahkan ada yang dari Eropa disamping dipenuhi dari permata produksi dalam negeri seperti asal Kalimantan dan Sumatera.
Tidak saja wisatawan asing yang senang dengan perhiasan yang diisi permata dan logam mulia, pelancong nusantara juga banyak mengoleksi aksesori dengan permata yang dibubuhi batu permata yang konon memiliki hasiat.
Permata dan batu mulia yang diperlukan pengrajin Bali khususnya pengusaha perak jauh lebih banyak dari pada realisasi impor, karena dibeli dari produksi dalam negeri dengan mutu yang tidak kalah dari impor, kata Made.
Made mengatakan, pengrajin perhiasan perak Bali yang umumnya berada di Desa Celuk Sukawati, mampu memenuhi selera konsumen luar negeri, sehingga realisasi ekspornya naik terus, baik devisa maupun volumennya.
Sesuai laporan Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Bali perolehan devisa
dari aneka jenis perhiasan melonjak keras dari seharga 9,5 juta dolar menjadi 15,3
juta dolar AS Januari-Juni 2015.(APP)