Tabanan (Antara Bali)- Sekitar 800 hektare sawah di Kecamatan Selemadeg Timur, Kabupaten Tabanan, Bali mengalami kekeringan sejak dua bulan terakhir dan kondisi ini dikhawatirkan menimbulkan gagal panen bagi petani setempat.
"Sudah dua bulan terakhir tidak turun hujan, sawah kami sekarang mengalami kekeringan dan berakibat padi gagal panen," kata I Nengah Nuada, seorang petani di Dusun Bongan, Kecamatan Selemadeg Timur, Kabupaten Tabanan, 50 km barat Kota Denpasar, Senin.
Ia mengatakan, pihaknya mempunyai sekaligus menggarap sawah seluas 80 are, kini saat musim kering tidak bisa berbuat banyak hanya bisa pasrah.
"Tidak adanya turun hujan membuat saluran air yang biasa mengairi persawahan kini mengering," ujar Nengah Nuada.
Nuada menjelaskan, di sawahnya aliran air hanya mengandalkan air hujan, jadi jika tidak ada hujan saluran air mengering dan akibat mengering tanaman padi mati atau gagal panen.
"Mencari air di sini cukup sulit, jadi saya hanya mengandalkan air hujan," keluhnya saat di temui di areal sawah miliknya.
Menurut Nuada, di Dusun Bongan, Desa Tegalmengkeb, Kecamatan Selemadeg Timur saja secara keseluruhan jumlah sawah berkisar 800 hektare, karena musim kemarau ini, dari ratusan hektare itu sebagian besar tanaman padi gagal panen.
"Karena gagal panen , secara keseluruhan para petani di sini mengalami kerugian sebesarnya mencaapai ratusan juta rupiah," ucapnya.
Dikatakannya, untuk mengelola lahan sawah garapannya dibutuhkan biaya lima juta rupiah, antara lain untuk biaya bahan bakar traktor, pupuk dan kegiatan lainnya. (WDY)