Denpasar (Antara Bali) - Kepala Dinas Pertanian dan Tanaman Pangan Provinsi Bali Ida Bagus Wisnuardhana mengatakan sekitar 458 hektare lahan sawah pada dua kabupaten di Pulau Dewata terancam mengalami kekeringan.
"Lahan sawah yang terancam kekeringan itu mayoritas ada di Kabupaten Tabanan (305 hektare) dan sisanya 153 hektare ada di Kabupaten Jembrana," kata Wisnuardhana, di Denpasar, Rabu.
Ia mengemukakan, lahan sawah yang terancam kekeringan untuk di Tabanan terletak di Kecamatan Kerambitan yakni di Subak Meliling (16 hektare), Subak Dalem (75 hektare), Subak Enggung (51 hektare), dan Subak Belumbang (163 hektare).
"Penyebab kekeringan pada subak-subak tersebut karena sedang dilakukan perbaikan saluran irigasi dan karena memang debit air yang kecil," ujarnya.
Wisnuardhana menambahkan, seluas 20 hektare sawah dari empat subak tersebut sebelumnya hingga Juni 2015 juga telah mengalami kekeringan ringan.
Sedangkan untuk di Jembrana, lahan sawah yang terancam kekeringan tersebar di Subak Pangkung Liplip, Subak Kaliakah, SubakTegal Berkis, Subak Peh, Pangkung Buluh, Subak Bayu, dan Subak Sangkar Agung. Di Jembrana penyebab kekeringan juga karena debit air yang kecil.
Sebelumnya tiga subak di Kabupaten Buleleng hingga Juni 2015 sudah mengalami kekeringan ringan seluas delapan hektare, dan dua hektare mengalami kekeringan kategori sedang.
"BMKG memprediksi puncak kekeringan di Bali tahun ini akan terjadi pada Agustus dan September. Apabila benar-benar terjadi, tentu dapat menggangu produktivitas pertanian kita," katanya.
Oleh karena itu, lanjut dia, sudah dilakukan berbagai langkah antisipasi seperti menyebarkan 68 pompa air dan rehabilitasi saluran irigasi untuk lahan seluas 34.216 hektare.
"Dengan rehabilitasi saluran irigasi, paling tidak air dari hulu bisa ke hilir sehingga tidak sampai ada yang terbuang. Di samping kami juga sudah berkoordinasi dengan Dinas Pekerjaan Umim dan UPT Balai Wilayah Sungai dan Penida," ucap Wisnuardhana. (WDY)
458 Hektare Sawah di Bali Terancam Kekeringan
Rabu, 8 Juli 2015 16:30 WIB