Gianyar (Antara Bali) - Menteri Kebudayaan dan Pariwisata berjanji akan mempromosikan pementasan dengan lakon "Bali Agung" di "Bali Theater", Kabupaten Gianyar kepada Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.
"Pementasan di gedung ini luar biasa dan ini pantas dipromosikan ke berbagai dunia. Saya akan lapor ke Presiden dan kalau beliau ke Bali, saya ajak beliau nonton pementasan sini," katanya seusai menyaksikan pementasan yang terletak di kawasan "Bali Safari & Marine Park", Kabupaten Gianyar, Sabtu petang.
Sebelum pementasan di gedung teater yang sangat megah, Jero Wacik meresmikan pembukaan gedung pementasan berkapasitas hingga 1.500 orang itu.
Ia bercerita bahwa sebetulnya pada Sabtu sore dirinya dipanggil oleh Presiden ke Jakarta. Namun ia meminta izin untuk melihat dan meresmikan gedung tersebut. Setelah melihat langsung, ia memuji bahwa gedung tersebut bisa digolongkan terbaik di dunia.
"Banyak sekali cerita yang diangkat dari Bali ke gedung teater ini, yang nantinya terus bisa mengangkat nama Bali dan Indonesia di dunia internasional," katanya.
Pementasan yang melibatkan 150 penari, 40 wayang dan lebih dari 30 hewan, termasuk 10 gajah tampil dalam satu panggung berukuran 80 x 40 meter dengan sangat memukau. Apalagi pementasan itu didukung dengan tata artistik dan musik yang digarap seniman-seniman berpengalaman.
Pertunjukan itu merupakan perpaduan antara budaya Bali yang kaya dengan nuansa tradisional dengan kemasan pementasan berstandar internasional.
Selain melibatkan seniman wayang terkenal I Made Sidia, pementasan itu juga melibatkan Peter J Wilson yang menjadi "creative director" dan Chong Lim, seorang komposer terkenal asal Australia.
"Pertunjukkan yang dikemas dengan tata cahaya yang memiliki efek spesial dan tata suara berteknologi terkini ini berupaya untuk mengemas cerita ini tanpa mengubah intisarinya sehingga warisan budayanya tetap utuh," ujar Made Sidia.
Seusai pertunjukan, Jero Wacik dan istri berserta sekitar 1.200 penonton, termasuk penyanyi Titik Puspa terlihat berdiri dan bertepuk tangan panjang.
Bahkan ketika naik ke atas penunggung untuk mendapatkan karangan bunga, Titik Puspa beberapa kali menunjukkan kedua jempol tangannya kepada para penari dan pemain dalam pementasan itu. (*)