Jakarta (Antara Bali) - Kepala Seksi Penyusunan Program Pembinaan
Pendidik dan Tenaga Kependidikan Ditjen Dikdas Kemdikbud Tagor Alamsyah
Harahap mengaku kekurangan persediaan guru karena banyaknya guru yang
pensiun pada tahun ini.
"Tahun ini, sebanyak 26.000 guru di Tanah Air akan pensiun. Sampai
saat ini, belum ada persiapan, siapa yang akan menggantikan," ujar Tagor
dalam diskusi media di Jakarta, Rabu.
Guru yang pensiun tersebut merupakan guru Sekolah Dasar (SD) dan
Sekolah Menengah Pertama (SMP). Guru yang akan pensiun itu merupakan
lulusan dari Sekolah Pendidikan Guru (SPG) pada masa itu. Provinsi yang
paling banyak guru pensiunnya adalah Jawa Barat.
Sementara, saat ini jumlah guru yang telah ikut Program Pendidikan Profesi Guru (PPG) baru 10.000 orang. "Persediaan guru lulusan PPG terbatas. Masih banyak yang harus dilakukan untuk mengejar kekurangan guru tersebut."
Salah satu upayanya adalah menggesa guru-guru yang belum ikut untuk
segera mengikuti PPG. Saat ini, tak hanya lulusan lembaga pendidikan
tinggi kependidikan (LPTK) yang bisa ikut program PPG, namun juga non
LPTK yang ditunjuk. "Kalau guru ingin mengikuti PPG sendiri, dipersilahkan,"cetus dia.
PPG juga terbuka bagi para sarjana non-kependidikan terutama untuk program studi khusus yang keahliannya sangat diperlukan. PPG dilangsungkan di 17 LPTK yang ditunjuk oleh Kemdikbud. PPG
berlangsung selama satu tahun dengan jumlah peserta akan disesuaikan
dengan kebutuhan guru secara nasional.
Pakar pendidikan Dr Muhdi mengatakan ledakan pensiun atau pensiun
guru dalam jumlah besar-besaran terutama guru SD sebenarnya sudah
terjadi sejak 2012, dan akan berlangsung sampai 2018-2020. Ledakan
pensiun guru SD yang sudah terjadi dan berlangsung sampai beberapa tahun
ke depan sebenarnya berkaitan dengan penggalakan SD-SD inpres di
berbagai wilayah pada era 1970. (WDY)
Kemdikbud Kekurangan Persediaan Guru Akibat Pensiun
Rabu, 24 Juni 2015 13:52 WIB