Jakarta (Antara Bali) - Kementerian Pertanian telah menyiapkan
rekomendasi impor sapi hidup dan daging sapi beku untuk mengantisipasi
kebutuhan saat puasa dan hari raya di dalam negeri.
"Antisipasi kenaikan harga daging sapi, kita sudah siapkan 2-3
bulan sebelumnya agar daging dapi sudah tersedia. Sudah ada izinnya,
kami siapkan rekomendasi untuk impor," kata Menteri Pertanian Amran
Sulaiman di Jakarta, Senin.
Seusai pelantikan pejabat eselon I lingkup Kementerian Pertanian,
Amran menyatakan, selain untuk memenuhi kebutuhan puasa dan lebaran yang
biasanya mengalami peningkatan, impor tersebut juga dimaksudkan sebagai
upaya meredam kenaikan harga di pasaran.
Sementara itu menyinggung ketersediaan bahan pangan lain menjelang
puasa, Mentan menyatakan, untuk beras aman hingga enam bulan ke depan.
Dia menyatakan, saat ini realisasi panen padi telah mencapai 32
juta ton gabah kering giling atau setara 20 juta ton beras, selain itu
masih ada beberapa wilayah yang melakukan panen.
Di tempat yang sama Dirjen Peternakan yang baru dilantik, Muladno
menyatakan, saat ini Indonesia masih mengimpor daging dan sapi hidup
dengan jumlah yang cukup besar, karena antara kebutuhan dan pasokan sapi
lokal hidup yang ada tidak seimbang. "Sampai saat ini masih diperlukan impor daging, kalau nggak bisa habis semua stok kita," ungkapnya.
Terkait program swasembada daging sapi, dia mengaku kesulitan mewujudkan target tersebut dalam waktu dekat. Bahkan, tambanya, Indonesia butuh waktu panjang agar tidak bergantung impor daging beku dan sapi hidup dari Australia.
Menurut Muladno, jika target swasembada daging 100 persen dipenuhi
dari daging lokal, akan memerlukan waktu 30 tahun bahkan lebih, baru
bisa swasembada. "Jika ditambah dengan masuknya bibit sapi impor dari luar target itu bisa dipercepat," ucapnya. (WDY)
Kementan Siapkan Rekomendasi Impor Daging
Rabu, 3 Juni 2015 7:53 WIB