Singaraja (Antara) - Kerajinan dari anyaman bambu menjadi tumpuan hidup masyarakat Desa Tigawasa, Kecamatan Banjar, Buleleng Bali, karena sebagian besar masyarakat setempat menggeluti usaha ekonomi kreatif tersebut.
Nyoman Astika (50), salah seorang pengrajin bambu yang tinggal di Banjar Konci, desa setempat menjelaskan, penghasilannya selama ini sangat tergantung dari hasil menganyam bedeg (flapon dari bambu).
Ia mengatakan, keahlian menganyam bambu untuk berbagai keperluan itu diwarisi secara turun temurun. "Kami tidak bisa menggarap pekerjaan lain, bisanya hanya menganyam bambu untuk menghasilkan aneka jenis perabot rumah tangga," ujar Nyoman Astika.
Ayah dari tiga anak itu mengaku, hasil penjualan aneka jenis anyaman bambu itu untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, termasuk menyekolahnya anaknya yang kini duduk di bangku sekolah menengah atas (SMA).
Ditanyai mengenai pemasaran, Astika mengungkapkan bahwa hasil anyamannya dipasarkan di wilayah Buleleng saja. Kadang-kadang diambil pengepul dalam jumlah banyak. untuk kelengkapan pembangunan vila yang menggunakan arsitektur tradisional Bali.
Untuk satu anyaman bedeg ukuran 2x2 meter dijual seharga Rp.200.000. Dalam sebulan paling banyak mampu memproduksi 15 biji. Dari produksi itu mampu mengantongi penghasilan sekitar Rp.3.000.000, atau memperoleh dengan keuntungan bersih Rp 1.000.000 setelah dikurangi pengadaan bahan baku. (WDY)