Denpasar (Antara Bali) - Pedagang bensin eceran di pinggiran jalan Kota Denpasar bekalangan ini mulai menggunakan alat sederhana pertamini sehingga lebih mudah dan praktis dalam melayani konsumen.
Nyoman Suardana, salah seorang pedagang bensin eceran di pinggir jalan Cokroaminoto, Denpasar, Senin mengaku lebih untung menjual bensin mengunakan alat pertamini tersebut.
Ia mengatakan, pertamini sebuah alat sederhana yang dirancang hampir menyerupai pertamina, hanya saja ukurannya kecil sehingga konsumen tertarik untuk membeli bensin, ketimbang menjualnya secara manual. "Menjual bensin dengan alat pertamini lebih praktis dibandingkan manual yang menggunakan botol," ujar Nyoman Suardana.
Nyoman Suardana mengaku menjual bensin seharga Rp8000 per liter sedikit lebih mahal dibandingkan di Pertamina Rp7.400/liter. "Ketika menjual bensin mengunakan pertamini konsumen lebih banyak yang membeli dibandingkan ketika menjual bensin mengunakan botolan," ujar Nyoman Suardana.
Dengan peralatan sederhana itu mampu meningkatkan pendapatan dari sebelumnya rata-rata Rp200.000 kini menjadi Rp250.000 per harinya. Pertamini kini semakin banyak digunakan para penjual bensin eceran di pinggiran jalan, yang sebelumnya menjual bensin dalam bentuk botolan.
Pertamini selain memakai pompa atau literan manual juga dengan gelas takaran berkapasitas lima liter. Selain itu juga dilengkapi batas tera pada setiap satu liternya. Tangki cadangan memakai drum berkapasitas 200 liter yang ditanam di bawah bangunan khusus berdinding beton. Bensin yang dibeli dari stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) dimasukkan ke dalam drum sebelum dijual kepada konsumen. (WDY)