Jakarta (Antara Bali) - Pemerintah menyerap dana sebesar Rp8,6 triliun dari lelang tiga seri Surat Utang Negara untuk memenuhi sebagian pembiayaan dalam APBN dengan total penawaran yang masuk mencapai Rp10 triliun.
Keterangan pers Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Fiskal Kementerian Keuangan yang diterima di Jakarta, Rabu, menyebutkan lelang yang berlangsung pada Selasa (14/4) ini belum memenuhi target indikatif yang ditetapkan sebelumnya sebesar Rp10 triliun.
Dari lelang tersebut, jumlah yang dimenangkan untuk seri SPN12160107 mencapai Rp1,75 triliun dengan imbal hasil rata-rata tertimbang 5,992 persen. Penawaran untuk obligasi yang jatuh tempo pada 7 Januari 2016 ini mencapai Rp1,9 triliun.
Imbal hasil terendah yang masuk untuk seri obligasi ini mencapai 5,94 persen dan imbal hasil tertinggi yang masuk sebesar 6,49 persen.
Untuk seri FR0069 jumlah nominal yang dimenangkan mencapai Rp3,1 triliun dengan imbal hasil rata-rata tertimbang 7,24475 persen. Penawaran untuk obligasi yang jatuh tempo pada 15 April 2019 ini mencapai Rp3,4 triliun. Imbal hasil terendah yang masuk untuk seri obligasi ini yang mempunyai tingkat kupon 7,875 persen ini mencapai 7,17 persen dan imbal hasil tertinggi yang masuk sebesar 7,7 persen.
Untuk seri FR0071, jumlah nominal yang dimenangkan mencapai Rp3,81 triliun dengan imbal hasil rata-rata tertimbang 7,50983 persen. Penawaran untuk obligasi yang jatuh tempo pada 15 Maret 2029 ini mencapai Rp4,6 triliun. Imbal hasil terendah yang masuk untuk seri obligasi yang mempunyai tingkat kupon 9,0 persen ini adalah 7,4 persen dan imbal hasil tertinggi yang masuk 7,7 persen. (WDY)