Perth (Antara Bali) - Aksi unjuk rasa anti-Islam yang digelar di
Perth, Australia Barat, Sabtu, menimbulkan bentrokan antara sekitar
1.000 orang yang menolak kehadiran Muslim di Australia dengan 200-an
orang yang tergabung dalam kelompok anti-rasisme.
Kelompok "Reclaim Australia" menggalang aksi unjuk rasa secara serentak di 16 kota, termasuk Perth, Brisbane, Sydney, dan Melbourne.
Di Perth, mereka berkumpul di Harvest Terrace menolak hukum syariah, sertifikasi halal, dan Islamisasi.
Anthony Hardwick dari Partai "Rise Up Australia" seperti dikutip media lokal mengatakan Islam saat ini menjadi ancaman terbesar di dunia.
"Barat yang didasari oleh nilai-nilai Judeo-Kristen telah kehilangan
semuanya dengan alasan politis dan multikulturalisme," katanya dikutip
WA Today.
Sementara itu pendemo anti rasisme berkumpul di Solidarity Square, tak jauh dari Gedung Parlemen.
Kelompok anti rasisme menentang aksi "Reclaim Australia" karena dinilai hanya akan menciptakan perpecahan di dalam bangsa Australia sendiri.
Wartawan Antara yang berada di Perth sempat berpapasan dengan tiga
orang pria yang membawa bendera Australia sembari meneriaki "Aussie! Aussie! Aussie!" di Hay Street, pusat kota Perth.
Sementara itu di kota Brisbane, ibu kota negara bagian Queensland, aksi "Reclaim Australia" turut menghadirkan Pauline Hanson.
Politisi perempuan yang memimpin Partai "One Nation" itu berpidato dan mengaku aksinya tidak bisa dikategorikan sebagai rasis.
Laman "Reclaim Australia" menyebutkan Muslim harus mengikuti
nilai-nilai Australia dan bukan sebaliknya. Mereka mendesak agar
sertifikat Halal dilarang, demikian pula pendidikan Islam di sekolah
harus dihapuskan. (WDY)
Unjuk Rasa Anti-Islam Menuai Bentrok di Perth
Sabtu, 4 April 2015 20:45 WIB