Denpasar (Antara Bali) - Kelompok Nelayan Mina Asih, Sanur Kaja, Denpasar Bali mengharapkan pemerintah dapat membantu jaminan kesehatan nasional (JKN), karena resiko kesehatan yang dihadapi para nelayan saat melaut sangat tinggi.
"JKN sangat dibutuhkan, karena penghasilan nelayan dari melaut sangat rendah sehingga tidak cukup dana untuk memelihara kesehatan," ujar Wayan Sindu, selaku Bendahara Kelompok Nelayan Mina Asih, Sanur Kaja, di Denpasar, Minggu.
Bantuan jaminan kesehatan itu, sangat penting mengingat sangat dibutuhkan oleh nelayan karena sewaktu-waktu pasti pernah sakit. Namun, kelompok nelayan dikawasan sanur belum memiliki JKN.
Menurut dia, para nelayan sanur hidup di bawah garis kemiskinan dengan penghasilan tidak menentu sangat tergantung kondisi alam dan biaya operasional lauk pauk dan bahan bakar cukup tinggi, sehingga tidak memiliki dana untuk membayar premi pertanggungan JKN tersebut.
"Kami orang awam apakah kartu nelayan tersebut sudah dapat dipergunakan untuk memelihara kesehatan, " ujarnya tanpa menjelaskan apakah nelayan Sanur sudah mendapatkan Jaminan Kesehatan Bali Mandara (JKBM) dari Pemerintah provinsi Bali.
"JKN yang sangat dibutuhkan nelayan, sehingga tidak terbebani dengan biaya kesehatan mengingat pendapatan sangat kecil karena berbagai kendala seperti cuaca dan sering kehabisan BBM," katanya.
Pemerintah memang sudah memberikan bantuan subsidi BBM kepada nelayan melalui kartu nelayan. Namun, terkadang saat digunakan untuk membeli BBM di SPBU setempat (Sanur) tidak berlaku kartu itu.
Dalam kondisi seperti ini, katanya, para nelayan harus membeli BBM di luar wilayah Sanur, tentunya dengan resiko biaya biaya yang lebih besar sekaligus mempengaruhi pendapatan nelayan.
"Saya mengharapkan kartu nelayan tersebut betul-betul memberikan kemudahan untuk kelompok nelayan yang ada disini dalam memenuhi kebutuhan akan BBM agar nelayan rutin bisa melaut," ujarnya.
Menurut dia, perhatian pemerintah kepada nelayan memang sudah ada, berupa bantuan berupa jaring ikan dan mesin kapal, saat ini kami hanya terkendala bahan bakar minyak (BBM).
"Untuk bantuan mesin memang sudah mencukupi, namun pihaknya mengharapkan adanya penambahan jaring ikan yang masih sangat kurang sekali," ujarnya. (WDY)