Denpasar (Antara Bali) - Pedagang kerajinan di Bali mendatangkan produk imitasi dari Tiongkok dengan harga murah untuk memenuhi keperluan wisatawan, baik dalam maupun luar negeri.
"Impor barang imitasi tersebut hanya sebagai perbandingan saja dengan perhiasan buatan pengrajin Bali sehingga konsumen mengetahui kualitas barang yang diinginkannya," kata Made Muliarta, pedagang perhiasan perak di Celuk, Kabupaten Gianyar, Kamis.
Selain itu, para pedagang juga mengimpor mutiara, batu permata, dan logam mulia untuk bahan baku perhiasan. Namun setelah menjadi barang bernilai seni diekspor kembali untuk memenuhi permintaan konsumen mancanegara.
Impor bahan baku perhiasan disesuaikan dari mitra bisnis pengrajin di luar negeri. Permata yang diolah dan diekspor kembali itu berasal dari Thailand dan Eropa. Permata dalam negeri juga disenangi konsumen luar negeri.
"Permata tersebut biasanya merupakan batu lokal yang didatangkan dari Kalimantan dan Sumatera. Banyak juga turis asing mencoba membeli untuk dimilikinya berupa cincin atau gelang yang diisi dengan batu permata bertuah," kata Muliarta, pengrajin lainnya.
Data Bank Indonesia menyebutkan bahwa nilai pembelian perhiasan dan permata oleh pedagang kerajinan di Bali selama Januari-November 2014 hanya seharga 8,9 juta dolar AS. Nilai ekspor mata dagangan yang sejenis dari Bali dalam periode yang sama bernilai 57,7 juta dolar AS yang sebagian besar memasuki pasar Singapura, Hong Kong, dan Australia. (WDY)
Pedagang Kerajinan Bali Datangkan Produk Imitasi Tiongkok
Kamis, 26 Februari 2015 13:50 WIB