Denpasar (ANTARA) - Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Bali menekankan prinsip ekonomi hijau yang berpeluang mendongkrak kinerja pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) di Bali, agar dapat bertahan dan meningkatkan daya saing.
“UMKM Bali harus mengambil peran menghasilkan produk ramah lingkungan, mulai memikirkan dan menerapkan ekonomi hijau,” kata Kepala Kantor Perwakilan BI Bali Erwin Soeriadimadja di Denpasar, Senin.
Menurut dia, ekonomi ramah lingkungan diperkirakan makin dibutuhkan dan menjadi tren masa depan.
Sehingga UMKM di Bali perlu mencermati peluang tersebut agar dapat menopang pertumbuhan ekonomi daerah di tengah masa pemulihan setelah pandemi.
Pelaku UMKM, lanjut dia, berperan dalam menopang pertumbuhan ekonomi Bali dari yang sebelumnya negatif pada saat pandemi hingga mencapai pertumbuhan 5,43 persen pada triwulan III-2024, lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan ekonomi nasional.
Baca juga: BI Bali: Perlu didorong sektor perikanan menuju ekonomi hijau
Upaya lain untuk meningkatkan daya saing yakni inovasi bagi UMKM untuk bergabung dalam ekosistem digital serta masuk ke dalam rantai pasok nasional maupun global.
Sementara itu, dalam kesempatan yang sama Kepala Departemen Ekonomi Keuangan Inklusif dan Hijau BI Anastuty K mengungkapkan ekonomi hijau merupakan salah satu arah kebijakan bank sentral itu kepada UMKM, selain mendorong orientasi ekspor, pangan dan digital.
Ia menjelaskan UMKM hijau tidak hanya tentang penggunaan bahan baku ramah lingkungan, namun juga terkait pengelolaan limbah.
Pengusaha UMKM dapat mengolah limbah menjadi produk yang bernilai tambah baik diproduksi sendiri maupun bersinergi dengan pengusaha UMKM lainnya.
UMKM juga dapat menyentuh aspek keberlanjutan di antaranya melalui pemberdayaan perempuan, penyandang disabilitas dan masyarakat berpenghasilan rendah.
“Dengan dilaksanakannya program pengembangan UMKM oleh Bank Indonesia, diharapkan pengusaha UMKM mampu naik kelas serta tetap bertanggung jawab terhadap lingkungan sekitar,” katanya.
Untuk mendukung kinerja UMKM di Bali, bank sentral tersebut mendorong peningkatan kapasitas pelaku usaha di antaranya dari sisi pengetahuan untuk berinovasi di sektor fesyen. Kemudian, di sektor makanan dan minuman hingga memotivasi pelaku UMKM.
BI Bali juga menyelenggarakan kompetisi kepada seluruh UMKM binaan untuk mendorong inovasi ekonomi hijau yang puncaknya akan diselenggarakan pada Juni 2025.