Jakarta (Antara Bali) - Kebutuhan perumahan yang belum terpenuhi
(backlog) di Indonesia mencapai 13,5 juta unit, namun pembangunan rumah
baru hanya 300-400 ribu unit setiap tahunnya.
"Kebutuhan kita
saat ini sebesar itu, namun nyatanya pemenuhan perumahan tiap tahunnya
hanya sekitar 300-400 ribu unit," kata Maryono, direktur utama Bank
Tabungan Negara (BTN), bank yang melayani kredit perumahan rakyat di
Indonesia.
Dalam seminar bertema "Peluang dan Tantangan
Pembiayaan Perumahan di Jakarta, Selasa, Maryono mengatakan, dengan
besarnya backlog tersebut maka menjadi pertanda bahwa kebutuhan
masyarakat terhadap perumahan sangat lah tinggi.
Walaupun pertumbuhannya terkesan lambat, namun sebenarnya sektor
properti perumahan pun memiliki potensi keuntungan yang tinggi.
"Permintaan sudah tinggi, tinggal bagaimana investor atau perusahaan
pengembang bisa memenuhi kebutuhan yang tinggi tersebut," katanya
menegaskan.
Kepada para peserta seminar ia mengatakan, bahwa dari jumlah 13,5
juta unit rumah tersebut tidak semuanya harus dipenuhi atau dijadikan
prioritas.
Menurutnya, kebutuhan utama perumahan ialah bagi 6,5 juta masyarakat
yang tidak memiliki rumah sama sekali, sedangkan 7,2 juta unit
diperuntukkan bagi warga yang belum bertempat tinggal tetap.
"Oleh karenanya, BTN siap untuk menjadi integrator antara pihak
pengembang dengan konsumen sebagi bentuk dukungan terhadap program satu
juta rumah dari pemerintah," ujar Maryono.
Berdasarkan data yang dirilis Kementerian Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat, kebutuhan perumahan di Indonesia mencapai 13.526.000
unit.
Sebaran backlog tersebut ialah Pulau Sumatera 2.963, Jawa 7.794,
Bali dan Kepulauan Nusa Tenggara 692, Kalimantan 805, Sulawesi 950,
Kepulauan Maluku 139, dan Papua 183 unit. (WDY)
Masih Dibutuhkan 13,5 Juta Unit Rumah di Indonesia
Rabu, 21 Januari 2015 7:38 WIB
Permintaan sudah tinggi, tinggal bagaimana investor atau perusahaan pengembang bisa memenuhi kebutuhan yang tinggi tersebut,"