Denpasar (Antara Bali) - Ombudsman Republik Indonesia (ORI) Perwakilan Bali saat ini tengah memantau indikasi kecurangan dalam migrasi atau perpindahan siswa ke sejumlah sekolah unggulan di Denpasar.
Kepala ORI Perwakilan Bali Umar Ibnu Alkathab, di Denpasar, Senin, mengatakan biasanya modus yang dilakukan adalah awal-awalnya siswa dengan bersekolah di sekolah lain, dan ketika semester berikutnya baru pindah ke sekolah unggulan.
"Kalaupun ada perpindahan satu atau dua siswa, tentu tidak masalah. Ini masak sampai puluhan siswa, itu `kan sudah bedol desa istilah Jawanya," ucapnya.
Oleh karena itu, pihaknya melihat kemungkinan ada indikasi penggunaan uang pelicin dari orang tua siswa dalam migrasi siswa tersebut. Apalagi Ombudsman Bali juga sudah menerima laporan dari beberapa wali murid, namun dia enggan menyebutkan kisaran uang pelicin yang disetorkan orang tua siswa.
"Yang sudah dilaporkan pada kami itu ada dua sekolah di Denpasar yakni tingkat SMP dan SMA," ujar Umar.
Pihaknya melakukan pemantauan dan mengawasi migrasi siswa di sekolah unggulan tersebut juga berdasarkan adanya laporan itu dan untuk saat ini difokuskan di Kota Denpasar dulu.
ORI Bali, lanjut dia, dalam pemantauan tersebut akan mengkaji prosedur penerimaan siswa di tengah-tengah semester ini, apakah juga mempertimbangkan nilai siswa, masih ada ruang kosong, berasal dari keluarga miskin atau tidak, adanya kesamaan atau tidak dengan prosedur penerimaan siswa baru dan sebagainya.
"Seandainya terbukti ada kecurangan, kami harapkan ada tindakan dari instansi terkait," katanya. (WDY)