Denpasar (Antara Bali) - Komponen pariwisata Bali tidak perlu khawatir yang berlebihan atas tindakan Brazil dan Belanda menarik Dubesnya di Indonesia untuk berkonsultasi pascaeksekusi hukuman mati yang melibatkan warga kedua negara tersebut.
"Masyarakat internasional sudah memahami kondisi destinasi pariwisata Bali, oleh sebab itu peristiwa politis itu urusan negara, maka turis Belanda tidak akan berpengaruh," kata Made Suardana, seorang Pemandu Wisata khusus turis Belanda di Denpasar Senin.
Ia memiliki keyakinan akan hal itu, karena banyak pejabat dari negara sahabat yang putra-putrinya berlibur ke Bali, meminta pengawasan dari petugas yang berwajib di daerah ini agar menjauh dari kasus-kasus narkotika.
Gubernur Bali Made Mangku Pastika sebelumnya sering menerima surat sejenis itu dari pejabat luar negeri atas kekhawatiran anak-anaknya yang menikmati liburan di Pulau Dewata, jadi adanya tindakan tegas pemerintah Indonesia terhadap terpidana mati yang terlibat kasus benda haram itu, tentu perlu dukungan semua pihak, kata dia.
Penarikan Dubes merupakan respons pemerintah Brazil dan Belanda terhadap tuntutan publik dalam negerinya.
"Saya kira itu wajar, tetapi masyarakat yang sudah merencanakan akan melakukan perjalanan wisata akan tetap berlangsung sesuai rencananya semua," tutur Made lagi.
Masyarakat Belanda yang berusia lanjut kini banyak datang melakukan perjalanan wisata ke Bali bersama anak cucunya sebagai acara nostalgia, dengan menyaksikan keindahan alam dan seni budayanya yang tentu sudah mengalami perubahan dari gambarannya tempo dulu.
Keindahan alam, pemandangan berupa sawah bertingkat milik petani anggota subak (organisasi pengairan tradisional Bali) masih menjadi daya tarik tersendiri dari wisatawan Belanda untuk menikmati liburan di Pulau Dewata.
Karunia Tuhan berupa keindahan alam yang masih alami ada di Bali menjadi daya tarik tersendiri bagi turis Belanda baik yang berusia lanjut maupun usia muda, ingin menyaksikan dari dekat perkembangan budaya Bali tempo dulu hingga terkini.
Anak-anak muda asal negeri kincir angin itu tetap ramai berlibur ke Bali terutama pada musim libur pertengahan tahun, sedangkan wisatawan lanjut usia (lansia) biasanya datang melakukan perjalanan wisata sekitar bulan-bulan diakhir tahun.
"Turis Belanda masih ramai ke Bali bahkan sekarang lebih banyak dari tahun-tahun sebelumnya," tutur Made Suardana sambil menyebutkan bahwa turis asing yang berlibur ke Pulau Dewata bertambah banyak setiap bulannya.
Dinas Pariwisata Bali mencatat jumlah kunjungan turis Belanda ke daerah yang dijuliki Pulau Kahyangan oleh masyarakat internasional bertambah hampir lima persen dari sebanyak 66.413 orang selama Januari-November 2013 menjadi 69.732 orang periode sama 2014.
Tidak saja turis Belanda, wisatawan asing asal negara-negara Eropa juga bertambah banyak yang melakukan perjalanan ke Pulau Dewata, yakni mencapai 687.700 orang selama sebelas bulan terakhir 2014, atau peranannya 20,12 persen dari seluruh orang asing ke Bali yakni 3,4 juta orang. (WDY)