Gresik (Antara Bali) - PT Semen Indonesia (Persero) Tbk menjadikan bekas pabriknya di Jalan Veteran, Kabupaten Gresik, Jawa Timur sebagai museum industri yang bisa dimanfaatkan masyarakat dalam berekreasi dan belajar.
"Pembangunan heritage di kawasan Semen Indonesia yang dimulai tahun ini, merupakan inovasi kami dalam melestarikan industri persemenan di Indonesia," kata Plt. Dirut Semen Indonesia, Suparni di Gresik, Rabu.
Ia mengatakan museum dan kawasan pendidikan yang dibangun di lokasi bekas pabrik seluas 3,2 hektare akan digunakan sebagai tempat pameran benda pabrik yang merupakan peninggalan sejarah, seni, ilmu pengetahuan dan sejumlah barang kuno.
"Museum ini akan difungsikan sebagai tempat rekreasi anak dan keluarga yang dilengkapi dengan berbagai mainan, hiburan, tempat istirahat dan resto. Selain itu, mereka bisa mengetahui bagaimana proses pembuatan semen," paparnya.
Selain itu, PT Semen Indonesia juga akan membangun kebun raya yang berada di bekas lahan tambang semen, yakni di Telaga Ngipik, Kecamatan Kebomas dengan luas 49 hektare.
"Konsep kebun raya yang akan dibangun berupa taman budaya dengan tanaman langka, buah langka, tanaman obat dan tanaman penghasil O2 tinggi," ungkapnya.
Ia berharap pembangunan museum dan kebun raya bisa menjadi tempat pembelajaran serta penelitian bagi akademisi dan masyarakat.
"Ini adalah langkah PT Semen Indonesia memantapkan program pelestarian lingkungan di bekas lahan tambang dan area pabrik yang sudah tidak dimanfaatkan lagi," ujarnya.
Suparni mengatakan, pembangunan museum dan kebun raya ditargetkan selesai pada tahun 2017, dengan pembangunan yang memakan waktu 2 tahun.
"Semen Indonesia merupakan BUMN pertama yang mengubah kawasan industri menjadi Wisata Industri Nasional yang terpadu, dan Pabrik Semen Gresik yang bertempat di Jalan Veteran Gresik merupakan pabrik semen yang pertama dan diresmikan Presiden RI pertama Soekarno pada tanggal 7 Agustus 1957 dengan kapasitas terpasang 250.000 ton semen per tahun," katanya. (WDY)
Semen Indonesia Jadikan Bekas Pabrik sebagai Museum
Rabu, 7 Januari 2015 14:40 WIB