Denpasar (Antara Bali) - Pengamat masalah pertanian Dr Gede Sedana menilai, subsidi bahan bakar minyak (BBM) menjadi lebih menarik bagi petani jika penggunaannya dialihkan untuk subsidi pupuk dan sarana pendukung lainnya dalam bidang pertanian.
"Upaya itu akan mampu mendorong dan mengairahkan petani dalam mencapai swasembada pangan untuk dua-tiga tahun mendatang," kata Dr Gede Sedana yang juga Dekan Fakultas Pertanian Universitas Dwijendra Denpasar, Rabu.
Presiden Joko Widodo bertekad untuk meraih kembali swasembada pangan, yang dulu pernah dicapai pada masa kepemimpinan Presiden Suharto.
Ia mengatakan, jika subsidi BBM dialihkan menjadi subsidi harga produk, berarti subsistem pasar, yakni bagian dari subsistem hilir menjadi bagian yang sangat penting untuk meningkatkan kesejahteraan petani.
"Upaya itu bukan semata-mata untuk berswasembada beras, yang lebih banyak terkesan pada gengsi bangsa untuk tidak mengimpor beras lagi," ujar Gede Sedana.
Selain itu, subsidi BBM juga dapat dimanfaatkan untuk membantu petani dalam pembayaran premi asuransi pertanian. Hal itu sangat penting dalam situasi iklim yang tidak menentu sekarang ini.
"Banjir, serangan hama dan penyakit hama tanaman selalu menghantui para petani khususnya di lahan sawah terhadap kegagalan panen," ujar Gede Sedana.
Oleh sebab itu sudah saatnya pemerintah menerapkan asuransi pertanian tanpa membebani para petani untuk membayar premi, mengingat mereka adalah petani kecil dan kurang mampu.
"Jadikanlah para petani sebagai penjuang-pejuang bangsa, karena telah berupaya secara terus-menerus untuk berproduksi pangan (beras), meskipun ancaman selalu menghampiri mereka," harap Dr Gede Sedana.(MFD)
Pengamat: Subsidi BBM Menarik Jika Untuk Petani
Rabu, 7 Januari 2015 14:23 WIB