Denpasar (Antara Bali) - Biaya produksi usaha sapi potong di Bali mencapai Rp2,2 juta per ekor setiap tahunnya yang sebagian besar digunakan untuk pembelian pakan ternak dan upah pekerja.
"Biaya produksi itu 43,99 persen di antaranya untuk hijauan pakan, 4,57 persen untuk pakan buatan pabrik dan 45,47 persen untuk upah pekerja," kata Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Bali Panasunan Siregar di Denpasar, Jumat.
Ia mengatakan, data tersebut diperoleh dari hasil sensus pertanian tahun 2013 yang dilakukan secara rinci terhadap sektor peternakan, pertanian, perikanan dan kehutanan.
Dari total rumah tangga usaha sapi potong di Bali 69,98 persen mengusahakan satu hingga dua ekor sapi, 60,94 persen bertujuan untuk pengembangbiakan dan 81,78 persen mengusahakan dengan cara dikandangkan.
Mereka menjual hasil usaha ternaknya tidak secara rutin yang mencapai 82,76 persen dan 55,75 persen menjual untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.
Mereka umumnya menjual hasil ternak antara bulan Desember hingga Januari. Hasil sensus pertanian 2013 itu menunjukkan populasi sapi dan kerbau di Bali sebanyak 480.006 ekor hingga Mei 2013 yang terdiri atas sapi potong 478.026 ekor, sapi perah 107 ekor dan kerbau 1.873 ekor.
Jumlah sapi potong betina lebih tinggi dibandingkan dengan sapi potong pejantan, dengan harapan sapi Bali tetap lestari karena terus beranak.
Hasil sensus pertanian 2013 menunjukkan, jumlah sapi potong betina sebanyak 292.657 ekor dan pejantan 185.369 ekor.
Sedangkan sapi perah betina 91 ekor, sapi perah pejantan hanya 16 ekor. kerbau betina 1.061 ekor dan kerbau pejantan 812 ekor.
Populasi sapi dan kerbau di Bali paling banyak terdapat di Kabupaten Karangasem, daerah ujung timur Bali yakni tercatat 109.581 ekor dan terendah di Kota Denpasar hanya 6.454 ekor.
Sementara di Kabupaten Jembrana, daerah ujung barat Pulau Bali tercatat 36.081 ekor, Tabanan 47.808 ekor, Badung 36.662 ekor, Gianyar 40.420 ekor, Klungkung 33.958 ekor, Bangli 74.327 ekor dan Buleleng 92.953 ekor.
Tiga daerah yang memiliki sapi potong terbanyak, selain Karangasem juga Buleleng dan Bangli. Sementara sapi perah hanya dimiliki Kabupaten Bangli yakni sebanyak 107 ekor.
Sementara kerbau paling banyak terdapat di Kabupaten Jembrana sebanyak 1.121 ekor, Tabanan 443 ekor dan Buleleng 182 ekor.
Untuk itu pemerintah Provinsi Bali serta Kabupaten/kota melalui Dinas Peternakannya masing-masing dapat lebih mengintensifkan pengembangan ternak sapi dan kerbau.
Ternah sapi potong yang banyak dijual saat harga menguntung petani menjelang perayaan Idul Fitri perlu segera diimbangi dengan upaya membesarkan bibit-bibit sapi bali sehingga keseimbangan populasi tetap dapat dipertahankan.
Jika tanpa upaya itu dikhawatirkan populasi sapi akan terus berkurang dan tidak tertutup kemungkinan bisa punah. Untuk itu perlu pengembangan secara lebih intensif dengan menyediakan bibit sapi yang bermutu dalam jumlah yang memadai, ujar Panasunan Siregar. (WDY)
Biaya Produksi Sapi Potong di Bali Rp2,2 Juta
Jumat, 26 Desember 2014 20:05 WIB