Jakarta (Antara Bali) - Wakil Presiden Jusuf Kalla mengatakan
kesenjangan pendidikan akan menimbulkan ketidakadilan sehingga
pemerintah perlu memberikan anggaran dan perhatian besar di samping
terus menyebar guru ke seluruh pelosok daerah.
"Negara sebenarnya beri perhatian pendidikan besar mengingat 20
persen anggaran pemerintah digunakan untuk pendidikan," kata Jusuf Kalla
saat melepas 52 pengajar muda angkatan IX dari Gerakan Indonesia
Mengajar di Kantor Wapres Jakarta, Jumat.
Hadir dalam acara itu Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Anies Baswedan.
Menurut wapres, pendidikan adalah bagian utama bagi pembangunan dan
kemajuan bangsa, mengingat tanpa pendidikan tidak ada negara yang maju.
Dikatakan Kalla, menyadari pentingnya pendidikan maka pemerintah
terus memberi porsi anggaran lebih besar dibanding sektor lain.
Namun demikian, kata Jusuf Kalla, kemajuan pendidikan seringkali terbentur dengan budaya dan nilai suatu daerah.
Wapres mengatakan, untuk satu daerah misalnya, orang tua rela
menjual harta bendanya untuk membiayai pendidikan anaknya agar hidup
lebih baik.
"Tapi ada tradisi di suatu daerah yang orangtuanya lebih
mementingkan perhiasan emas dibanding membiayai pendidikan anaknya,"
kata wapres.
Tradisi seperti itu, katanya, merupakan salah satu penyebab masih
ada kesenjangan pendidikan di beberapa daerah sekalipun pemerintah telah
berupaya keras untuk meningkatkan mutunya.
Wapres berpesan kepada para pengajar dari gerakan itu hendaknya
bisa menularkan ilmu pengetahuan kepada anak-anak didik di daerah
ditempatkan sehingga masyarakat di pedalaman bisa lebih terbuka
wawasannya.
"Anak-anak di daerah bukannya tidak mau sekolah dan bodoh. Tapi
mereka memang memiliki sedikit kesempatan anak-anak di kota," kata
wapres.
Sekalipun para pengajar muda tersebut nanti akan ditempatkan di
daerah terpencil, namun diharapkan jangan pernah berkeinginan merubah
budaya aslinya. (WDY)
Wapres: Kesenjangan Pendidikan Timbulkan Ketidakadilan
Jumat, 19 Desember 2014 11:34 WIB