Jakarta (Antara Bali) - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) bersama Lembaga Jasa Keuangan (LJK) meluncurkan "Layanan Keuangan Mikro" bertempat di Tempat Pelelangan Ikan (TPI) di desa Karangsong, Indramayu, sebuah desa dengan jumlah nelayan terbesar di Pantura Jawa Barat.
Ketua Dewan Komisioner OJK Muliaman D Hadad mengatakan bahwa peluncuran layanan tersebut merupakan bagian dari upaya OJK dalam mendorong industri keuangan untuk memiliki layanan mikro untuk rakyat kecil.
"Ini bentuk kongkrit dari komitmen OJK dan Industri Jasa Keuangan untuk mendukung program nasional, khususnya untuk sektor maritim, pertanian, serta pemberdayaan masyarakat kecil dan UMKM, melalui peningkatan literasi dan inklusi keuangan," ujar Muliaman dalam pernyataan resmi di Jakarta, Kamis.
Anggota Dewan Komisioner OJK Bidang Edukasi dan Perlindungan Konsumen Kusumaningtuti S Setiono menuturkan kegiatan itu dirancang OJK bersama industri jasa keuangan dengan tujuan untuk peningkatan literasi keuangan masyarakat dalam pemanfaatan produk dan jasa keuangan.
"Diharapkan dengan acara ini bisa untuk meningkatkan pengenalan dan pemahaman masyarakat mengenai produk dan jasa keuangan serta mendorong masyarakat untuk memanfaatkan produk dan jasa keuangan sesuai dengan kebutuhan mereka," ujar Kusumaningtuti.
Survei nasional literasi keuangan yang dilakukan OJK pada 2013 menunjukkan bahwa hanya 21,84 persen atau seperlima dari penduduk Indonesia yang sudah terkategori 'well literate'. Sementara itu, 59,74 persen penduduk Indonesia telah menggunakan produk dan jasa keuangan.
Penggunaan produk dan jasa keuangan masyarakat tertinggi adalah di sektor perbankan, yakni 57,28 persen, dan selanjutnya diikuti asuransi 11,81 persen, pembiayaan 6,33 persen, pegadaian 5,04 persen, dana pensiun 1,53 persen, dan pasar modal 0,11 persen.
Masyarakat golongan menengah ke bawah merupakan kelompok masyarakat yang belum banyak memanfaatkan dan memperoleh akses produk dan jasa keuangan.
Hasil survei OJK juga menunjukkan bahwa semakin rendah strata sosial masyarakat maka semakin rendah pula tingkat literasinya. Masyarakat dengan strata sosial terbawah memiliki Indeks Literasi Keuangan yang paling rendah, yaitu 28,4 persen sementara kelompok masyarakat teratas memiliki indeks literasi 51,6 persen.
Layanan Keuangan Mikro merupakan layanan produk dan jasa keuangan dari berbagai industri jasa keuangan yang bersifat low cost atau terjangkau oleh masyarakat golongan menengah ke bawah.
Berbagai produk layanan keuangan mikro acara itu antara lain adalah tabungan tanpa biaya administrasi, asuransi mikro yang nilai preminya di bawah Rp50.000, reksa dana mikro yang nilai awal investasinya adalah Rp100.000 dan pembiayaan investasi logam mulia dengan cicilan ringan.
Dengan adanya layanan keuangan mikro ini, diharapkan akses masyarakat golongan menengah ke bawah terhadap produk dan jasa keuangan dapat meningkat. (WDY)