Jakarta (Antara Bali) - Menteri Koordinator bidang Politik, Hukum dan
Keamanan (Menko Polhukam), Tedjo Edhy Purdijatno, mengatakan, keberadaan
Badan Keamanan Laut yang diresmikan Presiden Joko Widodo di Pulau Laut,
Kalsel akan mengintegrasikan keamanan laut.
"Kehadiran
Bakamla (revitalisasi Bakorkamla) diharapkan mempermudah jaringan
birokrasi dan koordinasi para penyelenggara penegakan hukum di laut yang
selama ini dirasakan sebagai hambatan bagi para pelaku ekonomi di
bidang maritim," kata Menko Polhukam saat menjadi pembicara kunci pada
Seminar Nasional TNI Angkatan Laut "Sinergitas dan Peran Komponen Bangda
dalam Mewujudkan Pembangunan Nasional Berwawasan Maritim", di Balai
Samudra, Jakarta Utara, Selasa.
Ia mengatakan,
penyederhanaan tata kelola pemerintahan ini akan dapat memberikan angin
segar dalam mempercepat terwujudnya konsep poros maritim, tentunya akan
dapat mendorong proses pembangunan nasional berwawasan maritim guna
kesejahteraan rakyat.
Pembentukan Bakamla, kata dia, sesuai
amanat UU No 32 Tahun 2014 tentang Kelautan, yang merupakan
pengintegrasian komponen maritim yang memiliki kewenangan dalam keamanan
maritim, meliputi berbagai instansi sipil dan militer yang
diformulasikan dalam wadah yang solid, seperti TNI AL, kepolisian,
Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), Ditjen Imigrasi dan Ditjen Bea
Cukai, dan lainnya.
Menurut dia, TNI Angkatan Laut,
Kepolisian dan Kemenhub siap menghibahkan kapalnya untuk membantu
Bakamla dalam melakukan patroli keamanan laut.
Terkait
kekurangan bahan bakar yang dikeluhkan oleh TNI Angkatan Laut dalam
melakukan operasi keamanan laut, kata Tedjo, Kementerian Perhubungan
masih memiliki bahan bakar yang cukup, sehingga bisa dialihkan.
"Saya
dibisikkan oleh Menhub Ignatius Jonan bahwa bahan bakar di Kemenhub
masih banyak. Ini bisa dialihkan. Proyeksi TNI AL hanya 30 persen.
Diharapkan ke depan kebutuhan bahan bakar bisa mencapai 70-80 persen,
sehingga bisa melakukan pengamanan laut secara maksimal," katanya.
Penenggelaman
kapal asing yang melakukan aksi pencurian ikan di wilayah laut
Indonesia akan terus digalakkan, namun tentu tidak melupakan proses
hukum.
"Ini merupakan deterent effect untuk para pencuri ikan," kata Menko Polhukam.(WDY))
Menko Polhukam: Keberadaan Bakamla Integrasikan Keamanan Laut
Selasa, 16 Desember 2014 10:55 WIB