Jakarta (Antara Bali) - Mabes TNI ingin mencetak master intelijen yang hebat
dan diakui oleh dunia melalui Sekolah Manajemen dan Analis Intelijen
yang baru dibuka di Mabes TNI Cilangkap, Jakarta Timur, Senin.
"Ada
sasaran yang ini dicapai dalam sekolah ini, yakni peningkatan kemampuan
intelijen guna menciptakan master intelijen," kata Panglima TNI
Jenderal Moeldoko saat menjadi inspektur upacara pembukaan Sekolah
Manajemen dan Analis Intelijen.
Oleh karena itu, Panglima TNI menginginkan untuk memperkuat Badan Intelijen Strategis (Bais) dan jajaran intelijen TNI.
Selain
itu, kata dia, pihaknya juga tengah memikirkan perwira menengah (pamen)
seperti letnan kolonel yang memiliki intelijen yang hebat, tetapi tak
punya kesempatan untuk Sekolah Staf Komando (Sesko) TNI dan masa
depannya tidak jelas karena tidak ada sekolah untuk naik pangkat.
"Menurut
pandangan saya, saat ini para pamen tak usah memikirkan soal jabatan.
Karena nantinya akan menjadi master intelijen," kata Panglima TNI di
hadapan puluhan siswa intelijen.
Panglima TNI akan memikirkan
bahwa sekolah intelijen yang baru dibuka ini akan menjadi pengembangan
karir prajurit TNI ke depan. Sehingga, untuk menjadi seorang Pangdam tak
harus mengikuti Sesko angkatan.
"Tak perlu kecil hati. Yang terpenting agar menekuni bidang intelijen ini," kata Moeldoko.
Panglima TNI berharap para siswa sekolah intelijen gelombang pertama ini agar menekuni setiap pelajaran yang diberikan.
"Saya
minta agar soal-soal yang diberikan tidak sama. Kasih beban yang
seberat-beratnya agar para siswa mampu mengasah dengan baik kemampuan
intelijennya, anggaran akan disiapkan. Soal pengembangan SDM, saya tak
perlu hitung-hitung, yang penting bisa berkembang dengan baik," ucapnya.
Panglima
TNI mengatakan, setelah zaman reformasi persoalan intelijen menjadi
kacau balau, bahkan ada upaya untuk mengecilkan peran dan fungsi
intelijen.
"Hampir sebagian kita tahu, hampir sebagian pejabat
tahu, hampir sebagian masyarakat tahu dan merasakan, tetapi sebagian
besar itu juga tak berbuat apa-apa dan hanya menikmati kondisi ini.
Bisanya hanya komentar, mengeluh dan menyalahkan orang lain. Tapi tak
ada upaya yang serius untuk menangani itu," ujarnya
Kondisi itu, lanjut Moeldoko sudah berlangsung lama, sehingga persoalan intelijen menjadi lemah dan tak berdaya.
Untuk
mengembalikan Indonesia yang memiliki intelijen yang kuat bukan
persoalan yang mudah, namun membutuhkan waktu relatif lama.
"Dulu
kita punya tokoh dan master intelijen yang hebat dan diakui oleh dunia,
seperti Benny Moerdani dan Hendropriyono. Namun ke arah sini belum ada
lagi master intelijen Indonesia," tutur Panglima TNI. (WDY)
Mabes TNI Cetak Master Intelijen Dunia
Senin, 17 November 2014 11:12 WIB