Pontianak (Antara Bali) - Dua pesawat tempur TNI AU jenis Sukhoi dari
Lanud Batam sekitar pukul 13.30 WIB, Selasa, memaksa pendaratan pesawat
Cessna milik Singapura, yang masuk wilayah NKRI tanpa izin, di Lanud
Supadio Pontianak, Kalimantan Barat.
"Pesawat Cessna itu, setelah dilakukan pemeriksaan terhadap
dokumen-dokumennya baru diketahui merupakan pesawat latih milik
Singapura dengan nama-nama krunya, yakni Tan Chin Kian capt, Singapura
13 Oktober 1950, Xiang Bohong Trainee Chinese 07 Mei 1989, dan Zheng
Chen Trainee Chinese 01 Maret 1990," kata Komandan Lanud Supadio
Pontianak Kolonel (Penerbang) Tedi Rizalihadi melalui Humas Lanud
Supadio Pontianak Mayor (Penerbangan) Dwi Indro di Pontianak, Selasa
malam.
Ia menjelaskan saat ini izin penerbangan pesawat itu sedang diurus
di pusat. "Untuk sementara ini, ketiga kru pesawat itu menginap di
sebuah hotel di Pontianak, dan kemungkinan besok sudah bisa melanjutkan
perjalanannya ke Singapura," kata Dwi.
Sebelumnya, TNI-AU Supadio Pontianak, memeriksa pilot, copilot dan
seorang penumpang yang diduga menggunakan atribut militer dari Sibu
(Sarawak, Malaysia) tujuan Singapura yang masuk wilayah NKRI tanpa izin.
Komandan Pangkalan Udara Supadio Pontianak Kolonel (Penerbang) Tedi
Rizalihadi menyatakan pesawat tersebut tertangkap oleh radar masuk
wilayah Indonesia sekitar pukul 11.00 WIB. "Kemudian kami mendapat
informasi dari Komando Pertahanan Udara Nasional (Kohanudnas), yang
menyatakan ada pesawat asing melintas di wilayah NKRI dari rute Sibu
(Sarawak, Malaysia) menuju Singapura," ungkapnya.
Pesawat tersebut tertangkap radar dengan kecepatan 200 knots. "Atas
laporan Kohanudnas tersebut, Lanud Batam mengirimkan dua pesawat Sukhoi
untuk melakukan pengejaran dan bertemu di utara Pontianak dengan jarak
100 nautical mile," kata Tedi.
Selain itu, juga kebetulan ada pesawat Hawk yang sedang melakukan
patroli Rajawali tetapi berselisih, sehingga yang melakukan pemotongan
atau pengejaran pesawat Sukhoi dari Lanud Batam.
"Setelah mereka (pilot pesawat) tersebut menyadari tidak memiliki
izin terbang di Indonesia, maka mereka dipaksa untuk mengarahkan ke
Lanud Supadio. Saat ini kami sedang mendalami dan melakukan pemeriksaan
terhadap satu pilot, copilot dan satu penumpang yang dicurigai
menggunakan atribut militer itu," ungkapnya.
Menurut dia pertimbangan didaratkannya di Lanud Supadio karena lebih
dekat dari TKP, dan Lanud Supadio juga sudah memiliki unit tempur
sehingga kalau terjadi hal-hal yang tidak diinginkan diharapkan bisa
mengatasinya.
"Kami saat ini memiliki Paskhas, Pom TNI-AU dan pesawat tempur jenis
Hawk. Semua identitas, termasuk peralatan navigasi sudah diamankan
untuk dilakukan pemeriksaan dan pendalaman untuk mengetahui masuknya ke
wilayah NKRI tanpa izin," katanya.
Atas pengamanan ini tentunya menandakan TNI-AU siap menjaga NKRI,
dan meningkatkan pengamanan wilayah udara Indonesia, dengan radar-radar
yang ada termasuk pesawat penindak seperti pesawat Sukhoi dan Hawk itu
terhadap pesawat asing yang masuk tanpa izin, kata Komandan Pangkalan
Udara Supadio Pontianak. (WDY)
Dua Pesawat Sukhoi TNI AU Paksa Mendarat Cessna Singapura
Selasa, 28 Oktober 2014 21:03 WIB