Negara (Antara Bali) - Perajin batok kelapa di Desa Adat Yehsumbul, Kabupaten Jembrana, minta tamabahan modal usaha kepada tim penilai dari Pemerintah Provinsi Bali yang datang, berkaitan dengan lomba desa adat, Selasa.
"Produk kami sudah ikut berbagai pameran baik lokal maupun nasional. Agar bisa menambah jumlah produk, kami perlu tambahan modal," kata Ni Ketut Sariasih, salah seorang perajin batok kelapa di desa tersebut.
Menurutnya, akibat modal yang terbatas, pihaknya hanya bisa memenuhi pesanan tingkat lokal, padahal potensi pemasaran kerajinan tersebut di luar daerah cukup besar.
Ia mengaku, pernah melakukan pameran di Jakarta, dan mendapatkan cukup banyak pesanan tapi tidak bisa memenuhinya, karena dibutuhkan tambahan modal.
"Untuk memenuhi pesanan lokal Kabupaten Jembrana saja kami sering kewalahan, apalagi harus sampai keluar daerah. Jadi dalam kesempatan ini, kami mohon pemerintah provinsi bisa memberikan bantuan tambahan modal," kata perempuan, yang bergabung dalam kelompok perajin berjumlah 40 orang ini.
Permintaan yang sama juga disamapikan I Komang Alit Winaya, perajin ukiran yang mengaku, masalah pemasaran pihaknya tidak khawatir karena langsung diambil pemesan.
Terkait permintaan ini, Ketua Tim Penilai yang juga Kepala Dinas Kebudayaan Bali, I Ketut Suastika mengatakan, untuk mendapatkan bantuan pemerintah kelompok harus mengajukan proposal.
"Pada prinsipnya kami mengapresiasi terhadap produk kerajinan hasil kreativitas masyarakat ini. Terkait bantuan modal, silahkan mengajukan proposal yang penting administrasi kelompoknya jelas," katanya.
Ia mengatakan, lomba desa adat dilakukan untuk membangkitkan nilai-nilai lokal Bali, dan melestarikan budaya adat.
Menurutnya, nilai-nilai adat dan budaya Bali harus terus digaungkan, khususnya di kalangan generasi muda agar mereka tidak lupa asal-usulnya.
Kepada perajin dan masyarakat pada umumnya, ia menyarankan mereka untuk menggali potensi yang ada di Desa Yehsumbul, karena ia melihatnya cukup banyak.(GBI)