Denpasar (Antara Bali) - Wakil Gubernur Bali I Ketut Sudikerta menilai perpustakaan daerah masih tetap eksis di tengah era digital dan pesatnya perkembangan internet yang mempengaruhi minat baca masyarakat.
"Tetap juga perpustakaan sebagai penopang karena yang membuat teknologi informasi itu manusia, manusia belajar dari buku, tetap masih tinggi (minat masyarakat terhadap perpustakaan)," katanya usai membuka "Roadshow Perpustakaan Nasional" di Monumen Perjuangan Rakyat Bali, di Renon, Denpasar, Rabu.
Menurut dia, perpustakaan dan teknologi diharapkan saling mendukung untuk meningkatkan ilmu pengetahuan masyarakat dan meningkatkan penyerapan ilmu pengetahuan khususnya kepada anak didik.
Mantan Wakil Bupati Badung itu menyatakan bahwa pihaknya saat ini tengah berupaya mengoptimalkan perpustakaan dengan sistem digital salah satunya melalui pelayanan mobil perpustakaan keliling yang menyasar kalangan pelajar di pelosok desa sehingga mudah diakses.
Meski demikian, Sudikerta menyadari bahwa perpustakaan di setiap kabupaten/kota di Pulau Dewata masih minim. Untuk itu ke depan pihaknya akan membantu membangun infrastruktur fisik dan sumber daya manusia.
Namun Sudikerta tidak menyebutkan berapa besaran anggaran yang akan digelontorkan untuk bantuan pembangunan perpustakaan itu.
"Tetapi tidak bisa kami lakukan secara simultan semua akan dilaksanakan secara bertahap, mana daerah yang prioritas," katanya.
Kepala Badan Perpustakaan dan Arsip Provinsi Bali Luh Putu Haryani menjelaskan bahwa pihaknya saat ini baru memiliki 14 mobil keliling yang dinilai masih kurang untuk melayani masyarakat hingga ke pelosok.
Ia berharap tahun depan mendapat fasilitas mobil perpustaakan keliling hingga ke pelosok desa.
"Kami bekerja sama dengan kabupaten/kota untuk mendukung perpustakaan keliling termasuk memberikan pelatihan sumber daya manusia pengelola perpustakaan hingga kecamatan dan desa setiap tahunnya," katanya.
Sementara itu Kepala Perpustakaan Nasional Sri Sularsih mengharapkan dengan adanya "roadshow" terakhir Perpustakaan Nasional di Bali, mampu meningkatkan minat baca masyarakat khususnya pelajar mengingat minat baca masyarakat Indonesia masih rendah dibandingkan negara lain seperti di kawasan ASEAN, Amerika Serikat dan Jepang.
"Ini harus menjadi bagian introspeksi diri agar kebiasaan membaca harus dimulai dari keluarga yakni anak-anak usia dini untuk mengenalkan membaca salah satunya melalui satuan pendidikan dan perpustakaan sekolah," ucapnya. (WDY)
Perpustakaan Dinilai Tetap Eksis Di Era Digital
Rabu, 15 Oktober 2014 11:29 WIB