New York (Antara Bali) - Harga minyak dunia jatuh pada Kamis (Jumat pagi
WIB), karena bukti terbaru pelemahan ekonomi di zona euro, terutama di
Jerman, menambah kekhawatiran perlambatan pertumbuhan global dan pasokan
minyak mentah berlimpah.
Kontrak berjangka acuan AS, minyak mentah light sweet atau West
Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman November, turun 1,54 dolar AS
untuk hari kedua berturut-turut, menjadi ditutup pada 85,77 dolar AS per
barel, tingkat terendah sejak pertengahan Desember 2012, lapor AFP.
Minyak mentah Brent untuk pengiriman November, acuan internasional,
jatuh di bawah 90 dolar AS ke tingkat terendah dua tahun 89,90 dolar AS
per barel, atau merosot 1,33 dolar AS di perdagangan London. Ini
penutupan terendah sejak 21 Juni 2012.
"Pasar melanjutkan penurunannya didorong berita ekonomi yang buruk
di Eropa dan khususnya Jerman, serta kekhawatiran perlambatan
pertumbuhan secara signifikan," kata Andy Lipow dari Lipow Oil
Associates.
Minyak mentah berjangka telah menukik ke posisi terendah serupa
pada Rabu (8/10), setelah laporan mingguan persediaan minyak AS
menunjukkan stok meningkat di konsumen minyak utama Amerika Serikat,
sinyal melemahnya permintaan.
Data baru menunjukkan penurunan tajam dalam ekspor dari dua negara
terbesar zona euro, Jerman dan Prancis, ditambah oleh penurunan tajam
perkiraan pertumbuhan untuk Jerman dari empat "think tank" terkemuka
Jerman.
"Penurunan Brent di bawah tingkat 90 dolar AS adalah perkembangan
bearish lainnya dan menunjukkan pasar tidak hanya khawatir tentang
pasokan minyak yang berlebihan, tetapi sekarang tentang permintaan
juga," analis Forex.com Fawad Razaqzada mengatakan kepada AFP.
"Semuan tiba-tiba, resesi untuk Jerman terlihat dekat, yang bukan
pertanda baik bagi zona euro, secara keseluruhan, karena Jerman
merupakan lokomotif ekonomi dari blok mata uang tunggal."
Ketua Dana Moneter Internasional (IMF) Christine Lagarde pada Kamis
memperingatkan bahwa ada kemungkinan 35-40 persen dari zona euro
tergelincir kembali ke dalam resesi, jika tidak mengambil tindakan untuk
mencegahnya.
Pasar minyak masih di bawah tekanan dari pasokan global yang
melimpah. Pada Rabu, Departemen Energi AS mengatakan cadangan minyak
mentahnya melonjak sebesar 5,0 juta barel dalam pekan yang berakhir 3
Oktober.
"Kebanyakan jika tidak semua dari aliran berita baru-baru ini telah
dinilai negatif, dengan perkiraan permintaan direvisi lebih rendah
sementara pasokan terus meningkat," kata analis Saxo Bank, Ole Hansen.
"Peningkatan pasokan sedang dicatat oleh Amerika Serikat dan di
antara anggota OPEC yang terus memproduksi lebih besar dari target yang
ditetapkan mereka 30 juta barel per hari."
Pasokan minyak mentah dari Organisasi Negara Pengekspor Minyak
(OPEC) naik pada September. Arab Saudi, pengekspor minyak mentah utama,
menurunkan harga patokan minyak mentah untuk pelanggannya di Asia pada
pekan lalu. (WDY)
Penerjemah: Apep Suhendar
Harga Minyak Jatuh Setelah Data Zona Euro Terbaru Suram
Jumat, 10 Oktober 2014 7:44 WIB