Jakarta (Antara Bali) - Ketua Asosiasi Kewirausahaan Sosial Indonesia,
Bambang Ismawan menyatakan, sebanyak 60 persen industri penting dan
strategis telah dikuasai investor asing.
"Sejumlah industri
penting telah dikuasai asing, seperti perbankan, telekomunikasi,
elektronika, asuransi, dan pasar modal, sehingga akan menyulitkan
pemerintah dalam meningkatkan nilai tambah sumber daya manusia dan
kesejahteraan masyarakat," kata Bambang di Jakarta, Rabu.
Bambang
mencotohkan, saat ini investor asing menguasai saham PT Telkomsel
operator seluler terbesar di Tanah Air sebesar 35 persen, saham XL
Axiata dikuasai asing 65 persen dikuasai, Indosat 65 persen, Hutchison
Tri 60 persen.
Demikian dengan aset perbankan nasional sebanyak
50,6 persen dimiliki asing, termasuk di dalamnya 12 bank swasta lainnya
sahamnya didominasi asing, seperti CIMB Niaga yang dikuasai asing hingga
97,93 persen.
"Seharusnya pemerintah melindungi perusahaan
strategis ini, karena berdampak besar terhadap perkembangan ekonomi
masyarakat," ujarnya.
Ia menambahkan, seharusnya dalam sistem
perekonomian moderen dan ekonomi kerakyatan ini bisa bekerjasama dan
saling mengisi. Tetapi kalau muncul perbedaan kepentingan dan terjadi
konflik, maka sektor perekonomian rakyat akan tergusur.
"Pola
penetrasi dari sektor modern terhadap sektor perekonomian rakyat
mengakibatkan kemiskinan rakyat. Masalahnya, pola penetrasi itu
berlanjut sampai sekarang dengan cakupan yang lebih besar," ujarnya.
Apalagi ia mengatakan, ketidakberdayaan masyarakat saat ini dimaknai sebagai kemiskinan dan keterbelakangan.
Ketidakberdayaan
itu tercermin dari jumlah masyarakat yang masih tidak terjangkau
pelayanan dasar seperti kesehatan, pendidikan dan sarana usaha, sehingga
kualitas sumber daya manusia rendah, teknologi rendah, organisasi
lemah, permodalan lemah, pendapatan mereka rendah dan rentan terhadap
berbagai penyakit.
Untuk itu, kata dia, pemerintah harus segera intervensi terhadap industri strategis nasional.
"Kebijakan
ini intervensi ini untuk memastikan bahwa cabang-cabang produksi yang
penting bagi negara dikuasai dan dimanfaatkan sebesar-besarnya untuk
meningkatkan kesejahteraan masyarakat," ujarnya. (WDY)
Asosiasi: 60 Persen Industri Penting Dikuasai Asing
Rabu, 8 Oktober 2014 20:52 WIB