Denpasar (Antara Bali) - Permintaan hewan kurban jenis kambing di Denpasar, Bali, meningkat hingga 50 persen dibandingkan hari biasa menjelang Hari Raya Idul Adha.
Hal tersebut disampaikan salah seorang penjual kambing, Syamsudin (40) di Jalan Maruti, Denpasar, Bali, Senin, mengatakan bahwa permintaan untuk hewan tersebut meningkat meskipun harga jual hewan kurban tersebut melonjak menyusul tingginya permintaan masyarakat.
"Meskipun harga kambing melonjakan tidak menyurutkan minat masyarakat muslim untuk berkurban," ujarnya.
Ia menuturkan, untuk penjualan kambing meningkat 100 persen dari rata-rata 4 ekor menjadi 10 ekor per harinya dan kebanyakan warga Kota Denpasar yang membeli kambing untuk keperluan kurban.
"Saya prediksi H-3 menjelang Idul Adha permintaan kambing mencapai lebih dari 10 ekor per hari," ujarnya.
Untuk harga kambing dewasa, lanjut dia, mengalami lonjak harga dari Rp1,5 juta menjadi Rp2 juta per ekornya sejak sepekan menjelang Hari Raya Idul Adha.
"Permintaan masyarakat muslim untuk jenis hewan kurban ini meningkat dari biasanya," katanya.
Ia mengakui untuk mengantisipasi keterbatasan stok kambing, pihaknya mengembangbiakan ternak tersebut jauh-jauh hari di Desa Pupuan, Tabanan, Bali.
"Khusus untuk Idul Adha dalam sepekan mampu memasok 40 ekor kambing. Namun, saat ini tinggal 19 ekor saja," ujarnya.
Ia mengatakan, untuk harga kambing dewasa dijual dengan harga Rp1 juta hingga Rp4 juta per ekor tergantung usia dan ukuran kambing.
Demikian juga diakui Kepala Bidang Kesehatan Hewan Dinas Peternakan, Perikanan dan Kelautan Kota Denpasar, Bali, drh Luh Suri Urpini mengatakan, pemeriksaan kesehatan hewan kurban sudah dilakukan mulai pada 15 September hingga H+1 Idul Adha.
"Pemeriksaan kita lakukan di beberapa pengepul, pedagang dan 129 tempat ibadah yakni masjid dan musholah maupun tempat pemotongan hewan yang ada di wilayah Kota Denpasar," katanya.
Selain itu, pihaknya juga melibatkan sebanyak 150 mahasiswa dari Fakultas Kedokteran Hewan, Universitas Udayana untuk melakukan pemeriksaan hewan kurban tersebut.
"Pemeriksaan dilakukan untuk memastikan penyediaan daging supaya aman, sehat dan tidak terjangkit penyakit," ujarnya.
Untuk pemeriksaan kesehatan hewan meliputi sebelum disembelih (antemortem), pemeriksaan kesehatan daging dan jeroan setelah disembelih (postmortem).
Tujuan dilakukannya pemeriksaan tersebut, lanjut dia, untuk menjamin kesehatan hewan kurban sebelum dipotong, menjamin pemotongan dengan baik, dan menjamin daging layak dikonsumsi.
"Untuk jumlah hewan kurban yang disembelih hampir sama seperti tahun-tahun sebelumnya," ujar Luh Suri. (WDY)