Denpasar (ANTARA) - Dokter hewan (drh) I Nyoman Sunita memberikan tips kepada masyarakat untuk memilih hewan kurban yang sehat menjelang Hari Raya Idul Adha 1444 Hijriah.
“Pemeriksaan ante mortem atau sebelum dipotong yakni memenuhi syarat sehat, makan normal, tidak diare, tidak pincang, tidak pendarahan pada hidung, mulut, telinga, kelamin serta anus,” kata Sunita di Gianyar, Bali, Rabu.
Hal lainnya yang perlu diperhatikan ketika memilih hewan kurban, lanjut dia, tidak ada pembengkakan pada kelenjar, mata bersih alias tidak ada belek atau kotoran pada mata.
Selain itu, imbuh dia, kulit hewan tersebut mulus misalnya tidak ada cacar, tidak ada bentol-bentol di seluruh tubuh untuk menghindari potensi hewan yang terjangkit Lumpy Skin Disease (LSD).
Berdasarkan data Kementerian Pertanian (Kementan), LSD umumnya menyerang hewan sapi dan kerbau, belum ada laporan terjadi pada kambing dan domba. Penularan LSD secara langsung melalui kontak dengan lesi kulit, namun virus LSD juga diekskresikan melalui darah, leleran hidung, dan mata, air liur, semen dan susu.
Penularan dapat terjadi secara tidak langsung yakni melalui peralatan dan perlengkapan yang terkontaminasi virus LSD seperti pakaian kandang, peralatan di kandang, dan jarum suntik. Sedangkan penularan secara mekanis melalui vektor diantaranya nyamuk genus aedes, serangga, dan lalat.
“LSD tidak menular ke manusia,” ujarnya.
Sunita juga memaparkan tips lainnya bahwa hewan kurban tersebut harus cukup umur, yakni untuk sapi atau kerbau di atas dua tahun atau ditandai tumbuhnya sepasang gigi tetap. Sedangkan kambing atau domba berusia di atas satu tahun yang ditandai ada sepasang gigi tetap.
Tips sehat lain, kata dia, tidak kurus, tidak putus ekornya, tidak patah tanduk, hingga tidak mengalami kerusakan daun telinga.
“Berjenis kelamin jantan, tidak dikebiri, dan punya dua buah zakar lengkap, karena sesuai syarat secara Islam,” katanya.
Sedangkan pemeriksaan setelah dipotong atau post mortem adalah daging kurban itu memenuhi syarat Aman, Sehat, Utuh dan Halal atau ASUH.