Denpasar (Antara Bali) - Persatuan Nasional Aktivis 98 (PENA 98) menepis tudingan merapat ke kubu Presiden dan Wakil Presiden terpilih Joko Widodo-Jusuf Kalla pascapemilihan presiden.
"Kami tidak merapat karena pada pilpres kami tidak mendukung salah satu calon presiden manapun. Tetapi saat ini kami mendukung Jokowi karena dia adalah anggota kehormatan PENA 98 dan sebagai pelindung Ormas Pusat Organisasi Perjuangan Rakyat (POSPERA)," kata Sekjen PENA 98, Adian Napitupulu dalam penutupan pertemuan Aktivis 98 di Denpasar, Minggu.
Pihaknya menilai Jokowi itu sosok yang pantas untuk melakukan perubahan karena dia bukan produk Orde Baru atau memiliki hubungan dengan elit politik berkuasa saat ini.
Walaupun Jokowi menjadi anggota kehormatan PENA 98, pihaknya tidak menyodorkan nama menteri untuk masuk dalam kabinet pemerintahan Jokowi-JK.
Namun, pihaknya akan tetap mengawal pemerintahan mantan Wali Kota Solo itu. "Jika melakukan penyimpangan tentu kami akan menuntutnya karena dia dipilih oleh rakyat," ujarnya.
Sebelumnya, pada Sabtu (27/9) Presiden terpilih Joko Widodo bertemu dengan Aktivis 98 yang dihadiri oleh perwakilan aktivis dari 25 provinsi dan menunjuk secara langsung Gubernur DKI Jakarta itu sebagai anggota kehormatan.
"Semua ormas yang meminta saya sebagai anggota kehormatan, ya saya wajib untuk melindungi dan mengayominya karena saya menjadi presiden dipilih oleh rakyat, tanpa rakyat saya tidak akan seperti ini," ujar Jokowi.
Seusai melakukan pertemuan dengan sejumlah aktivis, Jokowi yang dalam kesempatan itu mengenakan baju putih lengan panjang dan bawahan hitam langsung meninggalkan ruang pertemuan dan menerima sejumlah permintaan tertulis dari sejumlah aktivis perwakilan masing-masing provinsi di Indonesia.
Pihaknya berharap presiden terpilih bisa menyuarakan kepentingan masyarakat kecil tanpa adanya perbedaan. (WDY)