Jakarta (Antara Bali) - Pemerintahan Joko Widodo-Jusuf Kalla akan sangat
selektif untuk menerima orang-orang yang akan mengisi posisi strategis
di sektor migas, seperti menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM)
dan Dirut Pertamina.
"Jokowi sendiri juga sudah punya rencana
membentuk Satgas Anti-Mafia Migas, yang rekrutmennya dalam catatan kami
mesti transparan, akuntabel, dan publik terlibat," kata Anggota Pokja
Energi Rumah Transisi Jokowi-JK, Erwin Usman, di Jakarta, Senin.
Ia
menilai orang-orang yang pernah menjadi petinggi ESDM, BP Migas, BPH
Migas, SKK Migas, dan BUMN dari sektor ESDM tidak perlu dicalonkan
kembali untuk masuk kabinet Jokowi-JK.
Pemberantasan mafia migas
dipandang perlu lantaran mafia migas sudah beroperasi sejak era orde
baru. Oleh sebab itu, dibutuhkan kejelian untuk memilih orang yang tepat
mengisi posisi Kementerian ESDM maupun Dirut Pertamina.
Jelang
pelantikan dan pengumuman nama kabinet pemerintahan Joko Widodo - Jusuf
Kalla, muncul nama Taslim Yunus dalam bursa Direktur Utama (Dirut)
Pertamina. Taslim disebut-sebut adalah nama yang diusung langsung JK.
Direktur
Indonesia Mining and Energi Studies (IMES) ini menuturkan, menjelang
pengumuman nama kabinet, sejumlah nama sudah bermunculan di tengah
masyarakat. setelah sebelumnya Darwin Silalahi, kini muncul Taslim Yunus
yang akan menempati posisi strategis sektor migas.
Ia
berpendapat nama Taslim Yunus dan Darwin Silalahi bukanlah nama yang
tepat untuk berada di posisi ESDM ataupun Pertamina. Keduanya diyakini
akan membawa kepentingan asing ke dalam ranah kebijakan.
"Menurut saya tidak cocok. Posisi paket ESDM 1 dan Pertamina 1, sangat strategis," kata Erwin. (WDY)
Jokowi-JK Selektif Rekrut Menteri ESDM
Senin, 22 September 2014 14:57 WIB