Denpasar (Antara Bali) - Anggota Komisi VII DPR RI melakukan peninjauan terhadap kegiatan sosialisasi penggunaan gas elpiji ukuran tiga kilogram di Desa Yang Batu, Kota Denpasar.
Ketua Komisi VII DPR RI Effendi Simbolon di Denpasar, Senin mengatakan, kedatangan ke-18 anggota Komisi VII ke Desa Yang Batu merupakan bagian dari kunjungan kerja (kunker) ke Pulau Dewata.
Ia mengatakan, pihaknya ingin menyaksikan sosialisasi penggunaan tabung elpiji tiga kilogram oleh Pertamina Denpasar di pemukiman warga.
"Kami kunker untuk mengecek langsung kebijakan konversi elpiji, permasalahannya seperti apa dan hari ini kita lihat sosialisasi Pertamina," katanya.
Dalam sosialisasi itu, Pertamina menjelaskan, tata cara penggunaan tabung elpiji tiga kilogram secara aman. Mulai dari pengenalan regulator yang sesuai dengan standar SNI, hingga perlakuan terhadap tabung.
Setelah melihat langsung proses sosialisasi tersebut, ke-18 anggota dewan dari Komisi VII melakukan pertemuan dengan Pertamina Region V Denpasar untuk meminta penjelasan terkait BBM dan konversi elpiji.
Sales Representative Elpiji Pertamina Region V Denpasar, Totok Sugiharto mengatakan, untuk wilayah Bali kasus ledakan tabung gas relatif kecil, karena kuatnya sosialisasi dari tim pemasaran.
Dikatakan, gencarnya sosialisasi tersebut merupakan upaya Pertamina Bali untuk memberi ketenangan kepada warga.
"Kita sudah beberapa kali melakukan sosialisasi ke masyarakat yang di mulai Juli lalu," katanya.
Manajer Pemasaran Pertamina Bali Nusra, Jakson Simanjuntak mengatakan, saat ini ada sekitar 3.000 unit tabung elpiji tiga kilogram yang tersebar di Bali, sudah dilakukan pemeriksaan secara berkala oleh petugas Pertamina setelah bekerjasama dengan pihak swasta.
"Saat penukaran terjadi, petugas langsung memeriksa secara detail tentang kondisi tabung mulai dari selang, regulator dan sebagainya. Setelah semuanya diperiksa baru tabung-tabung tersebut dikembalikan ke agen untuk didistribusikan kepada masyarakat," katanya.
Pemeriksaan tersebut, kata dia, akan dilakukan secara berkala dengan mempertimbangkan usia produktif tabung bersama dengan kelengkapan lainnya.
"Pertamina berencana akan memeriksa ulang tabung-tabung yang telah disebar tersebut hingga mencapai satu juta unit sehingga memiliki kepastian jika tabung tersebut aman digunakan," katanya. (*)