Denpasar (Antara Bali) - Kepala Balai Besar Pengawasan Obat dan Makanan (BBPOM) Provinsi Bali, Dra Endang Widowati Apt mengatakan bahwa penggunaan "Styrofoam" untuk pembungkus makanan dapat membahayakan kesehatan tubuh.
"Bahan - bahan kimia yang terkandung di dalamnya dapat berimigrasi ke makanan yang dikonsumsi," kata Endang Widowati di Denpasar, Rabu.
Ia mengatakan "Styrofoam" kebanyakan terbuat dari butiran-butiran "styrene" yang diproses dengan menggunakan "benzana" dan termasuk zat yang dapat menimbulkan berbagai penyakit.
Menurutnya dia, saat zat "benzana" dikonsumsi akan masuk ke sel-sel darah dan lama-kelamaan dapat merusak sumsum tulang belakang.
"Efek lainnya yakni sistem daya tahan tubuh akan berkurang sehingga mudah terinfeksi penyakit," ujarnya.
Ia menjelaskan penyakit yang dapat ditimbulkan akibat penggunaan "Styrofoam" terlalu sering pada makanan adalah mengganggu sistem saraf yang dapat menyebabkan kelelahan, mempercepat detak jantung, gemetaran, mudah gelisah dan sulit tidur.
Penggunaan "Styrofoam" untuk kemasan makanan yang berminyak atau berlemak, mengandung alkohol dan makanan dalam keadaan panas juga akan menyebabkan gangguan kesehatan.
Sebelumnya, BPOM sudah melakukan pengujian terhadap 17 jenis kemasan makanan yang menggunakan "Styrofoam" dan saat dilakukan pengujian terhadap kemasan berupa gelas, mangkok piring serta "lunch box" menunjukkan bahwa residu dari kemasan makanan dalam standar normal, 12 hingga 43 ppm.
"Semua kemasan tersebut memenuhi syarat. Bahkan ada juga yang tidak terditeksi atau tidak berbahaya," ujarnya.
Widowati mengimbau kepada masyarakat agar berhati-hati mengkonsumsi makanan mengguanakan wadah "Styrofoam".
Selain itu, diharapkan tidak menggunakan kemasan yang sudah rusak atau berubah bentuk untuk tempat makanan berminyak atau berlemak apalagi dalam keadaan panas.
"Kami mengharapkan masyarakat bisa mengurangi penggunaan wadah makanan yang menggunakan `Styrofoam`," katanya.(WRA)
Pengunaan "Styrofoam" Untuk Bungkus Makanan Bahayakan Kesehatan
Rabu, 23 Juli 2014 19:49 WIB