Jakarta (Antara Bali) - Juru bicara pasangan capres-cawapres Prabowo-Hatta, Nurul Arifin, meminta kubu capres-cawapres Jokowi-JK untuk tidak mengintervensi Komisi Pemilihan Umum (KPU).
Hal itu diungkapkan oleh Nurul terkait penyataan Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia Burhanuddin Muhtadi. Muhtadi menyatakan, bila KPU menyatakan pasangan Jokowi-JK kalah, maka data yang dipakai KPU salah.
"Saya kira semua harus bijak dan tidak angkuh untuk menerima hasil yang berbeda. Jangan mengintervensi KPU sebelum semuanya tuntas dihitung," kata Nurul di Jakartan Sabtu.
Ia juga meminta kedua kubu untuk tidak melontarkan pernyataan-pernyataan yang bernuansa provokatif.
"Kiranya dijauhkan bahasa-bahasa yang provokatif karena hanya akan memperkeruh suasana," ujar Wasekjen Partai Golkar.
Disamping itu, ia juga berharap kepada KPU untuk tetap tegar dan tegas dalam menghadapi berbagai intervensi yang datang. Bawaslu juga harus fair dan tidak berpihak. Jika ada pelanggaran yang tidak sesuai aturan, segera saja ditindak.
"Jangan ada upaya yang dipaksakan untuk mendikte institusi demokrasi yang sebenarnya. Beri waktu KPU untuk menyelesaikan tugasnya dengan baik. Lembaga-lembaga survey jangan bersikap di atas wewenang KPU dan membajak demokrasi," pungkas Nurul yang juga anggota Komisi II DPR RI. (WDY)