Singaraja (Antara Bali) - Dandim 1609/Buleleng Letnan Kolonel Inf Suhardi menyesalkan sekaligus menyampaikan permohonan maaf atas tindakan anggotanya yang telah mengakibatkan korban Kadek Gede Oka (35) meninggal dunia.
"Kami sangat menyesalkan adanya anggota TNI yang telah melakukan tindak penganiayaan hingga jatuhnya korban tewas. Terkait itu, kami sampaikan permohonan maaf," kata Letkol Suhardi di Singaraja, ibu kota Kabupaten Buleleng, Bali, Rabu.
Korban yang warga Banjar Galiran, Desa Baktiseraga, Sukasada, Kabupaten Buleleng itu, tercatat dianiaya oleh Kopda Dresno pada 10 Juli lalu, hingga akhirnya meninggal dunia.
Sementara itu, Lurah Galiran Drs Ketut Ngurah meminta agar pihak keluarga korban tidak mempermasalahkan kejadian tersebut secara berlarut-larut.
Di sisi lain, Gede Karang yang mewakili keluarga korban Oka, mengutuk dan menuntut agar oknum anggota TNI-AD yang telah melakukan aksi penganiayaan tersebut, diberikan sanksi yang setimpal sesuai ketentuan hukum yang berlaku.
Letkol Suhardi menyebutkan, Kopda Dresno kini sudah dimasukan ke dalam sel militer, untuk selanjutnya akan menjalani proses hukum yang berlaku.
Dikatakan, peristiwa tersebut berlangsung 10 Juli 2010 sekitar pukul 17.30 wita di Jalan Airlangga yang menjadi salah satu jalur utama dalam Kota Singaraja.
"Dari keterangan sementara, pelaku mengakui semua perbuatannya dan merasa menyesal karena tidak bisa menahan emosi," ucap Suhardi menjelaskan.
Korban Oka yang bekerja di toko penjual kayu "Jaya Raya", sore itu bersama seorang keneknya bernama Kadek Yogi, mengemudikan mobil angkutan material.
Melaju di Jalan Airlangga Singaraja, tiba-tiba bagian depan mobil menabrak bagian belakang sepeda motor yang dikemudikan Kopda Dresno.
Dari kejadian itu, Kopda Dresno yang bertugas di Koramil 09/ Sawan, langsung melakukan pemukulan hingga korban harus dilarikan dan dirawat di RSUD Singaraja.
Wajah korban mengalami luka lebam dan pada dada korban terdapat luka memar, yang menurut saksi akibat diinjak oleh Kopda Dresno dengan sepatu lapangan milik TNI-AD.
Setelah mengalami perawatan dalam beberapa lama, korban Oka akhirnya mengembuskan napas yang terakhir pada Selasa (27/7) lalu sekitar pukul 17.15 wita.
Korban meninggalkan seorang istri bernama Luh Kertiasih (28) dan dua orang anak yakni Putu Ayu Lisnayanti (7,5) yang baru duduk di bangku kelas 1 SD, dan Kadek Widi Surya Buana (1,5).
Menurut pihak keluarga, setelah tiga hari dalam perawatan, Oka menjalani rawat jalan, namun kemudian harus masuk rumah sakit kembali dalam kondisi koma, hingga akhirnya meninggal dunia. (*)