Jakarta (Antara Bali) - Pengamat politik UIN Sunan Kalijaga Iswandi Syahputra menilai
lembaga survei telah membajak demokrasi Indonesia dengan hasil hitung
cepat pada pemilihan kepala daerah, legislatif, maupun presiden.
"Mereka
ini yang sebenarnya membajak demokrasi. Sistem demokrasi kita sudah
mengatur hitungan KPU yang sah. Jangan arogan merampas kewenangan KPU.
Serahkan semua soal penghitungan suara pada KPU. Biarkan mereka bekerja
dengan tenang," kata Iswandi di Jakarta, Jumat.
Menurut Iswandi, sistem hitung cepat bisa salah namun tidak boleh bohong.
"Karena
itu hasil hitung cepat bisa saja benar tapi tidak akurat atau bisa saja
hasilnya tidak benar dan tidak akurat," katanya.
Iswandi mencontohkan hitung cepat pada pilpres 2004 oleh lembaga
tertentu menyebutkan pemenang yang ternyata berbeda dengan hitungan
resmi KPU.(WDY)
Pengamat Sebut Lembaga Survei Bajak Demokrasi
Jumat, 11 Juli 2014 14:01 WIB