Denpasar (Antara Bali) - Pengusaha kerajinan Bali kreatif memasarkan dagangannya ke pasar luar negeri melalui kegiatan pameran, termasuk menafaatkan sarana komunikasi melalui internet atau lazim disebut dunia maya.
"Kami memasarkan barang-barang kerajinan yang terbaru lewat e-mail di internet dan pesanan pun bisa mengalir lewat dunia maya tersebut," ujar Drs. Wayan Dharma, eksporter aneka barang kerajinan asal daerah Kabupaten Gianyar, Sabtu.
Adanya sarana canggih tersebut, produsen maupun mitra bisnis sebagai calon pembeli di luar negeri bisa saling tukar desain (rancang bangun) yang terbaru dalam menciptakan karya seni yang memiliki pangsa pasar tinggi.
"Memasarkan barang lewat kegiatan internasional seperti pameran dagang, cukup bagus dan efektif, hanya saja biaya yang harus dikeluarkan untuk ke luar negeri terlalu besar, maklum kami ini pengusaha aneka kerajinan bersekala kecil," kata dia.
Ia mengatakan pihaknya sering memanfaatkan rancang bangun yang dikirim rekan bisnisnya di luar negeri lewat email di internet kemudian dipadukan dengan muatan lokal dan setelah disetujui baru memproduksi mata dagangan yang diinginkan pasar.
Para importer yang memesan barang , baik berupa pakaian, perhiasan dan aneka patung berbahan baku kayu, rancangannya dikirim dari negaranya untuk bisa dibuatkan barang di Bali, dan kondisi itu sering dilakukan guna bisa menekan harga.
Perajin Bali dalam berproduksi barang bernilai seni harus mampu mengikuti rancangan yang mengikuti perkembangan zaman yang dibawakan oleh calon pembelinya karena merekalah yang lebih mengetahui kondisi pasar di luar negeri.
Dharma yang juga perancang aneka kerajinan di daerah ini, mengaku desain yang dibawa rekan bisnisnya banyak juga diubah dan diisi dengan ornamen budaya Bali, tentu setelah mendapat persetujuan sehingga laku di pasaran ekspor.
Ini yang menyebabkan pesanan dari luar negeri ada saja yang diterima perajin maupun pengusaha kerajinan yang bercokol di Bali atau di pusat-pusat kerajinan di Bali, kata pria setengah baya itu pada arena Pesta Kesenian Bali (PKB) ke-36 yang tengah berlangsung di Kota Denpasar.
Seni dan budaya Bali masih menjadi label perdagangan aneka barang cendera mata, seperti giwang, gelang, cincin, kalung dan sebagainya, sehingga banyak rancangan luar negeri yang dipadukan dengan muatan lokal.
Justru rancangan yang dipadukan dengan budaya Bali, aneka barang cendra mata buatan daerah ini menjadi laku ke pasaran ekspor, hanya saja perkembangan desain sangat pesat sehingga perlu penyesuaian dari calon konsumen, kata dia. (WDY)