Denpasar (Antara Bali) - Amerika Serikat (AS) merupakan pembeli aneka barang kerajinan terbesar sebab dari sepuluh produk utama, delapan jenis di antaranya ditujukan ke negeri Paman Sam.
"Sebagian besar komoditas utama yang diekspor seperti pakaian jadi bukan rajutan, kayu, barang dari kayu, perabot, penerangan rumah dan sebagainya ditujukan ke AS," kata Eksportir aneka kerajinan Bali Ni Nyoman Sumerti di Denpasar Jumat.
Ia mengatakan, banyak kalangan pengusaha semula mengkhawatirkan kondisi ekonomi yang melanda masyarakat AS pertumbuhannya belum kondusif, namun realaisasi perdagangan aneka kerajinan dan nonmigas Bali masih menggairahkan.
Hal itu terlihat dari surat keterangan asal (SKA) barang kerajinan yang ditandatangani untuk ekspor ke AS bertambah terus, dan perdagangan ke negeri itu, merupakan yang tertinggi selama ini dan jumlahnya terus bertambah.
Wanita pengusaha Bali ini menilai, walau perekonomian negeri Adidaya itu diperkirakan tumbuh kurang memadai akibat pemulihan ekonominya sedikit agak lamban, tetapi konsumen AS masih merupakan pembeli terbesar matadagangan dari Bali.
Sementara Kepala Bidang Perdagangan Luar Negeri, Disperindag Bali, Made Suastika membenarkan bahwa pengusaha asal AS masih membeli hasil kerajinan dan usaha industri kecil daerah ini yang terbanyak bahkan perolehan devisanya terus bertambah.
Pengusaha AS membeli aneka kerajinan dan mata dagangan nonmigas lainnya dari Bali seharga 81,3 juta dolar AS selama Januari-Agustus 2015, bertambah 9,6 persen jika dibandingkan dengan perioda yang sama tahun 2014 yang hanya 74,1 juta dolar.
Pembeli dari Australia ada diurutan kedua bernilai 35,2 juta dolar delapan bulan I-2015, bertambah 25,5 persen jika dibandingkan periode yang sama 2014 hanya 25,1 juta dolar, kemudian disusul Jepang 27,4 juta dolar berkuranag dari periode sebelumnya 42,5 juta dolar.
Ada tiga dominan pembeli komoditas aneka kerajinan buatan masyarakat Bali disamping barang nonmigas Bali lainnya, maka realisasi perolehan devisa selama delapan bulan I-2015 tercatat 314 juta dolar AS berkurang 8,11 persen dari sebelumnya 341,8 juta dolar. (WDY)