Negara (Antara Bali) - Nelayan di Desa Medewi, Kabupaten Jembrana, sebagian beralih menjadi buruh pemetik cengkeh, karena cuaca buruk di perairan tersebut akhir-akhir ini.
"Kalau dipaksakan melaut, resikonya cukup besar karena anginya kencang disertai dengan arus deras. Sebagian nelayan sini, memilih untuk menjadi buruh pemetik cengkeh sementara waktu," kata Asmuni, salah seorang nelayan desa setempat, Sabtu.
Nelayan yang juga anggota Kelompok Nelayan Setiadewi ini mengungkapkan, dari 160 anggota kelompok tersebut, saat ini tidak sampai setengahnya yang masih melaut.
Angin kencang serta arus deras, menurutnya, sudah terjadi sejak bulan januari, dan mempengaruhi volume tangkapan ikan nelayan.
"Kalau cuaca seperti ini, kami harus pintar-pintar melihat kondisi laut. Saat membaik, kami langsung melaut, tapi hasilnya tidak bisa banyak karena hanya bisa sebentar di laut, dengan jarak tangkap yang terbatas," katanya.
Ia yang tetap memasang jaring karena tidak berani memanjat pohon cengkeh ini mengatakan, hasil tangkapan rata-rata hanya 10 kilogram, yang dihargai Rp100 ribu, yang nilainya sama dengan biaya operasional yang harus ia keluarkan.(GBI)