Jakarta (Antara Bali) - DPP Partai Demokrasi Indonesia (PDI) Perjuangan membantah bila
dana pemenangan Joko Widodo - Basuki T Purnama (Ahok) hanya berasal dari
dana yang dikeluarkanWakil Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra, Hashim
Djojohadikusumo, melainkan diperoleh dari gotong-royong.
"Dana pemenangan Pilgub DKI itu diperoleh secara gotong
royong. Seluruh kepala daerah dari PDIP se-Indonesia, seluruh anggota
legislatif dan struktural partai termasuk Ibu Megawati bergotong royong
untuk Pak Jokowi," kata Wakil Sekjen PDIP, Hasto Kristiyanto.
Hashim mengaku telah merasa dibohongi karena telah mengeluarkan dana Rp
52,3 miliar untuk memenangkan Joko Widodo dalam Pilgub DKI pada 2012, di
Jakarta, Selasa.
Hasto yang kini menjadi juru bicara tim pemenangan Jokowi di
pemilu presiden justru menuding Hashim telah melemparkan bumerang karena
mengeluarkan dana Rp 52,3 miliar untuk memenangkan calon di pemilukada
jelas menyalahi aturan UU Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah.
"Sudah semestinya KPU DKI untuk mengusut Pak Hashim karena dugaan pelanggaran aturan dana kampanye," kata Hasto.
Lebih lanjut orang dekat Megawati itu menegaskan, justru yang
perlu dicermati adalah kemungkinan penggunaan dana itu untuk iklan yang
menampilkan Prabowo Subianto selaku calon presiden dari Partai Gerindra
dengan memanfaatkan momentum Pilkada DKI.
Hasto pun bersedia membuka rekening kampanye Jokowi-Ahok.
"Kita
di tim kampanye Jokowi-Ahok saat Pilakda DKI siap buka-bukaan dengan
Pak Hashim. Saya yakin Pak Ahok yang juga kader Gerindra bisa menjadi
wasit yang baik atas kebenaran dana kampanye itu," ucap Hasto.
Ia menilai pernyataan Hashim telah menunjukkan bahwa adik
Prabowo Subianto itu mengeluarkan uang sebagai investasi politik karena
dana yang dikeluarkan Hashim ternyata menjadi alat untuk mengontrol
Jokowi-Ahok dalam memimpin DKI.
Beruntung, lanjut Hasto, ternyata Jokowi tetap bisa menempatkan diri untuk bersikap independen.
"Untunglah Jokowi tetap bebas merdeka karena menyadari bahwa
kemenangan Jokowi-Ahok sebagai Gubernur dan Wagub DKI itu adalah hasil
dukungan rakyat, bukan karena investasi modal Pak Hashim. Publik juga
mencatat bahwa motif Pak Hashim sebenarnya dalam politik sama halnya
dengan investasi yang modalnya harus kembali," ucapnya.
Lantas bagaimana dengan klaim Hashim yang menyebut Prabowo
sebagai pihak yang paling berjasa dalam membawa Jokowi ke DKI Jakarta?
Hasto
kembali menepis karena bukan Prabowo atau Hashim yang punya andil besar
membawa Jokowi yang saat itu masih menjadi Wali Kota Surakarta untuk
diusung di Pilkada DKI.
Sebelumnya, Hashim S. Djojohadikusumo,
adik kandung Prabowo Subianto, mengklaim telah menggelontorkan uang
senilai Rp52,5 miliar untuk membiayai kampanye Joko Widodo yang biasa
disapa Jokowi dalam bursa Pemilihan Gubernur DKI Jakarta beberapa tahun
silam.
"Yang membiayai kendaraan kampanye Jokowi itu saya 90 persen.
Saya hitung Rp52,5 miliar keluar dari kantong saya," kata Hashim di
sela-sela diskusi bertajuk Gereja Mendengar Visi-Misi Capres 2014 yang
diselenggarakan Persatuan Gereja Indonesia (PGI) di Jakarta, Senin
(2/6). (WDY)
PDIP Ungkap Dana Pemenangan Jokowi-Ahok
Selasa, 3 Juni 2014 12:16 WIB