Denpasar (Antara Bali) - Jepang menjadi pasar potensial hasil kerajinan berbahan baku kulit dari Bali, karena mampu menyerap 30,54 persen dari total devisa yang dihasilkan jenis mata dagangan itu sebesar 2,80 juta dolar AS triwulan I-2014.
"Perolehan devisa tersebut meningkat 24,59 persen dibanding triwulan yang sama tahun sebelumnya yang tercatat 2,25 juta dolar AS," kata Kepala Biro Humas Pemerintah Provinsi Bali I Ketut Teneng di Denpasar, Selasa.
Ia mengatakan, sepuluh negara terbanyak menyerap hasil sentuhan tangan-tangan terampil perajin Bali berbahan baku kulit menyusul Singapura 12,28 persen, Prancis 9,22 persen dan Amerika Serikat 5,40 persen.
Selain itu juga menembus pasaran Australia 4,33 persen, Italia 7,81 persen, Inggris 1,23 persen, Spanyol 5,58 persen, Jerman 5,13 persen dan sisanya 18,54 persen diserap oleh berbagai negara lainnya di belahan dunia.
Ketut Teneng menambahkan. dari segi volume ekspor kerajinan berbahan baku kulit itu merosot 48,87 persen dari 1,03 juta unit pada triwulan I-2013 menjadi 529.134 unit pada triwulan I-2014.
Hal itu menunjukkan hasil kerajinan Bali dihargai semakin mahal per satuan unitnya, karena berkurangnya volume justru perolehan devisanya meningkat.
Hasil kerajinan berbahan baku kulit baru mampu memberikan kontribusi sebesar 2,11 persen dari total ekspor Bali sebesar 132,96 juta dolar AS selama triwulan I-2014, meningkat 8,35 persen dari triwulan yang sama tahun sebelumnya tercatat 122,71 juta dolar AS.
Hasil sentuhan tangan-tangan terampil perajin Bali itu antara berupa baju jaket, sepatu, tas dan ikat pinggang, yang merupakan salah satu dari 17 jenis hasil kerajinan rumah tangga yang menembus pasaran luar negeri.
Aneka jenis kerajinan kulit itu dibuat dengan rancang bangun (disain) sedemikian rupa, sesuai selera konsumen luar negeri, ujar Ketut Teneng. (WDY)