Negara (Antara Bali) - Anak Wayan Widanayasa (40), warga Desa Tukadaya, Kabupaten Jembrana terancam putus sekolah, karena bapaknya tersebut sudah 20 tahun tidak bisa mencari nafkah.
"Suami saya ini sudah lumpuh sekitar 20 tahun, sekarang saya yang bekerja serabutan mencari nafkah. Dua anak laki-laki saya sekarang sudah SMP, salah satunya lulus tahun ini, tapi tidak tahu apa bisa melanjutkan ke SMA, karena kami tidak memiliki biaya," kata Ni Ketut Kariani, isteri Widanayasa, Minggu.
Ia mengaku, untuk menghidupi keluarga, termasuk biaya sekolah dua anaknya tersebut, dirinya bekerja memelihara sapi orang, serta pekerjaan kasar lainnya.
Selain mengurus Widanayasa, ia juga merawat Ni Ketut Gari, mertuanya, yang sudah berusia lanjut, yang juga sering sakit.
Menurutnya, Widanayasa lumpuh setelah terjatuh dari pohon kelapa dengan posisi duduk, dan sempat menjalani perawatan di rumah sakit termasuk dioperasi.
"Sejak itu perlahan-lahan kaki suami saya mengecil sehingga tidak bisa jalan. Saya sudah membawanya berobat kemana-mana, tapi dikatakan ada saraf suami saya yang putus," ujar perempuan yang bersama keluarganya tinggal di rumah sederhana, dekat hutan Dusun Sarikuning Tulungagung ini.
Karena kondisinya tersebut, Widanayasa sehari-hari hanya bisa tidur terlentang di kamar yang pengap dan gelap, hanya sesekali melihat matahari saat isterinya membopongnya keluar.
"Untuk duduk tanpa senderan saja ia tidak bisa karena merasa sakit. Kami sebenarnya ingin anak-anak kami sekolah, tapi apakah bisa dengan kondisi kami seperti ini," ujarnya.
Menurutnya, suaminya tersebut rutin memperoleh bantuan untuk orang cacat dari Dinas Sosial Jembrana, namun untuk tahun ini belum cair.(GBI)