Denpasar (Antara Bali) - Gubernur Bali Made Mangku Pastika sudah mendapat mandat Menteri Dalam Negeri untuk memfasilitasi kisruhnya pemilihan Wakil Bupati Badung, setelah wakilnya Ketut Sudikerta terpilih menjadi wakil gubernur.
"Saya sudah mendpaat mandat oleh Pak Mendagri untuk membantu memfasilitasi kisruhnya pemilihan Wakil Bupati Badung. Karena ada tarik ulur kepentingan parpol siapa-siapa yang berhak menggantikan Ketut Sudikerta," katanya di Denpasar, Sabtu.
Ia mengatakan untuk membantu segera bisa kembali melakukan pemilihan Wabup tersebut di Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Badung, pihaknya akan melakukan pertemuan setelah Hari Raya Suci Galungan pada Rabu (21/5).
"Memang waktu sudah semakin dekat. Memang undang-undang seharusnya setelah ditinggalkan jabatan Wabup dari Pak Sudikerta harus dilakukan pergantian. Tapi namanya politik kembali terjadi masalah siapa pengganti pak Sudikerta," katanya.
Mangku Pastika mengatakan pihaknya sebatas memfasilitas selaku gubernur, itu pun ada aturannya jika menjadi fasilitator. Dalam hal ini pihaknya tidak ada kepentingan untuk salah satu partai politik.
"Saya hanya menjadi fasilitator pertemuan antar-Pemerintah Kabupaten Badung maupun dengan DPRD Badung. Saya tidak ada aturan untuk mengeluarkan kebijakan terhadap kosongnya jabaran Wabup Badung," katanya.
Sebelumnya, Gabungan 16 parpol dalam Koalisi Rakyat Badung Bersatu (KRBB), menggelar rapat guna menyikapi kisruh pergantian antar-waktu (PAW) bakal calon (balon) wakil bupati (wabup) Badung.
Hasilnya tetap sama. Internal KRBB masih tak satu suara. Partai Golkar dan 13 parpol tetap mengajukan dua nama, yakni I Made Sudiana dan I Nyoman Sukirta yang sama-sama kader Partai Golkar, sementara Partai Demokrat dan Partai Hanura tetap ngotot mengusung empat nama.
Partai Demokrat dan Hanura tetap bertahan dengan hasil keputusan rapat KRBB tanggal 27 Oktober 2013, dengan mengajukan empat nama yakni I Made Sudiana, I Nyoman Sukirta, Ketut Subagia dari Partai Demokrat dan Made Sudarta dari Partai Hanura.
Sikap ngotot Partai Demokrat dan Hanura kontan memicu suasana panas. Pendukung usulan dua nama pun meminta pihak Demokrat dan Hanura tahu diri dan mengalah karena jelas-jelas telah kalah suara. (WDY)